Dua puluh empat.

4.1K 281 30
                                    

Pagi ini Manila datang tepat waktu, syukurlah jadi ia tidak perlu lari terburu-buru ke dalam kelas.

Saat berjalan di koridor kelas 12, tiba-tiba Raya menghampirinya dengan wajah yang tak bisa dijelaskan.

"Ray hari ini—" Raya langsung menarik Manila dengan cepat ke dalam kelas.

Saat di dalam kelas, ia disuguhkan dengan teman-temannya yang terlihat mengumpul di meja Windu.

Mereka terlihat menyaksikan sesuatu dari sebuah laptop yang ada di atas meja Windu.

Raya langsung menarik Manila untuk melihatnya. Saat ia mendekat, teman-temannya terlihat melirik lalu beberapa di antaranya ada yang pergi.

"Tampang lo nggak pantes untuk berpura-pura sok suci. Lo pikir, kejadian kayak gini untuk pertama kalinya? Seharusnya lo ngerti apa maksud gua nggak suka lo deketin dia."

Manila berusaha mengamati wajah-wajah yang ada di video tersebut. Ya, ternyata mereka tidak sedang menonton film.

"Lo nggak punya telinga? Gue bilang, dia yang mendekat. Lo tahu kalo dia nolongin gue setelah gue kecelakaan? Apa dia lakuin itu ke lo?"

Setelah mengenali siapa yang dilihatnya, Manila langsung menatap memperhatikan serius ketika dilihatnya itu adalah Rio dengan anak-anak Beverald di sekelilingnya.

"Jauhin Manila!"

Mata Manila melebar saat Rio menyebut namanya dengan jelas lewat video tersebut.

Bugh!

Terdengar suara hantaman dari video tersebut, selanjutnya perkelahian dimulai. Manila langsung membalik badan, ia tak kuasa untuk melihatnya.

Dengan menahan malunya ia melenggang pergi keluar kelas karena sudah dipastikan akan banyak orang yang bertanya tentang video tersebut.

Video yang diunggah ke YouTube milik akun dari seorang anak Beverald itu menyuguhkan kejadian dimana ketika Rio mengalami keributan di kandang Beverald kemarin.

Manila ingin lenyap saja dari bumi, video ini pasti sudah tersebar di sekolahnya. Apalagi, dengan sangat jelas Rio menyebut nama Manila di video tersebut.

Mario.... Apa dia benar-benar gila?

*****

"Emir, Ican, sama Morgan dipanggil Bu Ratih ke ruang BK!!" Daru, sang ketua kelas mereka itu berteriak di depan kelas.

Mereka yang namanya disebut itu pun langsung menemui Bu Ratih bersamaan. Mereka sudah yakin ini pasti menyangkut hal kemarin.

Denyitan suara pintu BK terdengar ketika Ican yang jalan paling belakang menutup pintu itu.

Mereka bertiga duduk di sofa yang saling berhadapan dengan sofa yang diduduki Bu Ratih.

"Apa maksud kalian mencelakai petugas keamanan kalian sendiri?!" Bu Ratih tak tanggung-tanggung memulai dengan keras.

Ican yang pertama menjawab, "kita cuma mau nolongin Rio, Bu..."

"Nolongin apa lagi? Teman satu geng kalian itu benar-benar tidak waras! Cuma demi menemui seorang gadis, dia nekat kabur dari rumah sakit."

Mereka bertiga terdiam dan hanya bisa menunduk.

"Siapa yang kemarin menghabisi satpam di pos sana?!" Suara Bu Ratih menggema di dalam ruangan yang sepi itu.

Ya, mengingat kejadian kemarin mereka bertiga bolos sekolah, ternyata ada satpam yang menghadangnya. Alih-alih kembali ke sekolah, nyatanya salah satu dari mereka malah menghajar satpam tersebut dan akhirnya berhasil kabur dari sekolah.

You're My Sunshit [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang