Empatpuluh lima.

4.1K 291 77
                                    

"Gue mau ngomong serius sama lo, Ton."

Terdengar nada serius dari ucapan Rio, Anton menoleh dan menatapnya seksama.

"Jujur dari hati gue sendiri, gue ngerasa belum pantes dibilang pentolan, Ton." Rio menundukkan kepalanya.

"Apa lagi?"

Rio mengangkat kepalanya menatap Anton. "Gua ngerasa, semenjak BR gua yang megang, masalah malah makin jadi, Ton."

"Kenapa gue yang harus lo pilih? Kenapa nggak Emir, Ican, atau bahkan anak yang lain sekalipun?" Lanjutnya dengan nada pasrah.

Anton menatap Rio intens. "Gua pilih lo karena gua percaya lo yang bisa pegang BR."

"Kenapa lo bego?! Lo bisa lihat sendiri kalo sekarang masalah makin besar, kan?"

"Masalah apa lagi emangnya? Penculikan? Pembunuhan? Bukannya satu tahun lalu udah gua beresin semuanya? Bahkan si psikopat Beverlad-nya aja udah dimasukin ke jeruji besi semua. Sebelum gua lulus Ri, lo lihat sendiri kan ketika lo kelas sebelas kemarin, nggak ada kericuhan apapun?"

"Reno."

"Kenapa sama tuh anak?"

"Semenjak gue mulai megang BR, Beverald malah makin menjadi, Ton."

"Lo serius? Gua nggak pernah denger berita apapun tentang Binaraya sama Beverald semenjak gua lulus."

"Ya karena mereka pengecut! Mereka lakuin itu di belakang kita semua, Ton!"

"Kalo gua boleh jujur, gua ngerasa tugas lo megang Binaraya sekarang ini nggak berat-berat amat. Berita yang gua denger tentang BR cuma tawuran antar BR sama Beverald, terus katanya ada anak kelas sepuluh yang diculik Beverald tapi untungnya selamat, dan seluruh anak-anak PABER yang katanya ngunci gerbang sekolah secara tiba-tiba. Udah itu doang. Dan cuma itu doang bisa bikin lo ngeluh? Ini semua nggak sebanding ketika gua kelas sebelas dan lo masih kelas sepuluh. Lo ingat? Gita, pacarnya Reno. Tragedi itu."

Rio menghela napas panjang. "Ya, gue akui kalo konflik antara Binaraya sama Beverald lebih banyak tahun dulu daripada angakatan gue sekarang. Cuma, sekarang ini Beverald mainnya lewat belakang, alias pengecut, Ton. Cara mainnya beda."

Anton mengerutkan dahinya.

"Lo bayangin, tiba-tiba Reno ngancem gue lagi. Dia ngancem gue bahwa dia itu pengen renggut mangsa baru lagi dan nggak akan lepasin BR biar menang. Menang apa lagi, coba? Emang selama ini, kita sama mereka ikutan kompetisi?"

"Jujur, gua juga nggak tahu apa motif Beverald yang dari dulu itu benci kita, Ri. Gua harap, setelah lo lulus nanti, gua nggak mau ada pentolan-pentolan lagi dan masalah antara BR dan Beverald selesai. Itu tugas lo buat cari tahu masalah apa yang sebenarnya bikin tawuran itu jadi tradisi turun temurun buat BR sama Beverald," ucap Anton.

"Makanya itu, Ton, gue bener-bener nggak mau ada satu nyawa lagi melayang dari Binaraya atau lama-lama itu sekolah bakal jadi sarang setan."

"Terus, apa rencana lo?"

"Gue harus naklukin hati dia."

"Dia siapa?"

"Cewek itu. Cewek yang diincer sama Beverald."

You're My Sunshit [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang