WARNING!!!!
(Cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan cerita, tokoh, latar, dsb, itu hanya ketidaksengajaan semata.)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini, detik ini, pagi ini. Manila berjalan santai di trotoar yang mengarah ke depan gerbang sekolahnya. Gadis manis berambut hitam se-lengan serta poni yang menutup sebagian jidat itu berjalan menunduk sambil membaca novel terbarunya.
Tak lupa, hari ini merupakan hari ke-60 dirinya menjadi siswi kelas 11. Seragam sekolah yang terlihat jelas sudah rapih dan lengkap atribut itu, melekat cantik di tubuhnya. Selepas dari pandangan novelnya, gadis itu sudah berdiri di pinggir gerbang sekolahnya.
Seketika alisnya menaut dan tercetak segaris keheranan dalam dirinya. Siapa mereka, gerombolan berandalan itu?
Sekitar 10 orang anak cowok dengan tampilan amburadul keluar secara gerombolan dari dalam sekolah. Tiada satpam di pos, mungkin ini kesempatan emas bagi mereka untuk bolos.
Tidak hanya Manila, murid-murid yang hendak masuk ke dalam sekolah pun berhenti sekejap hanya untuk menyaksikan cowok-cowok berantakan itu.
"Rio bakal ngamuk besar nih!" pekik salah satu diantara mereka pada teman disampingnya.
"Udah gua bilang kan, tuh anak jangan nyari gara-gara sebelum Rio kumat."
***
"Gila, La, si anak kelas sepuluh itu, sinting banget ya nggak sih?!" Raya berdecak di akhir kalimat.
"Ya," Manila menyahut ragu. Bingung merespon apa.
Manila dan Raya, keduanya berjalan di koridor utama menuju kelas mereka.
Raya meneguk sebotol air mineral dingin yang barusan dibelinya di kantin. "Omong-omong, nanti lo mau lihat Kak Rio nggak?"
"Dia main film?" Manila menatap Raya polos.
Raya menatap Manila kesal. "Tadi gue udah jelasin ke lo kalo Kak Rio bakalan ribut sama anak kelas sepuluh itu. Lo belum pernah lihat dia sama sekali kan? Ini kesempatan lo buat lihat dia."
"Penting?" Manila menatap Raya tak acuh. "Gue emang nggak pernah lihat sosok pentolan sekolah kita yang selalu kalian omongin, tapi gue sama sekali nggak penasaran."
"Wow." Raya bertepuk tangan kecil. "Ujung hidungnya sekalipun, lo nggak pernah lihat?"
Tanpa keraguan Manila menggeleng sebagai jawabannya.
Angkatan kelas 11 sekarang ini memang memiliki nasib yang kurang beruntung untuk melihat sosok Rio yang dikenal sebagai pentolan sekolah mereka.
Satu tahun lalu, adanya pembangunan gedung baru di sekolah membuat sedikit hambatan untuk para siswa dan siswi baru.
Hal itu menyebabkan murid kelas 10 tahun lalu harus masuk siang, sedangkan kelas 11 dan 12 tetap masuk pagi seperti biasanya.
Dengan demikian, tidak jarang beberapa anak kelas 11 sekarang ini tidak tahu siapa Rio, dikarenakan dulu berbeda jam masuk. Begitu juga dengan Manila, walaupun sering masuk pagi karena organsiasi, ia tidak pernah melihat Rio karena tahun lalu Rio sama sekali tidak membuat kerusuhan. SMA BINARAYA aman dan tentram tanpa kegaduhan sedikit pun.
Rio yang kata mereka adalah orang yang sangat mengusik, tapi sampai sekarang Manila belum bisa membuktikannya.
Pentolan sekolah yang mereka semua bicarakan, apa itu ada?
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Sunshit [SELESAI]
Fiksi Remaja[SUNSHIT SERIES] MARIO WEASLEY, yang akrab disapa Rio itu dikenal sebagai pentolan sekolah di SMA Binaraya. Dia orangnya baperan, moody, kadang dingin, kadang sangar, dia dekat sama banyak cewek tapi hanya sebatas dekat. Beberapa orang di sekolah me...