Enam puluh dua.

2K 184 120
                                    

Budayakan vote sebelum baca, dan komen setelan membaca.

62.

"Lo nggak apa-apa​?"

Iqbal mengangguk ketika Rio bertanya. Napas laki-laki itu berderu keras dan sudah banyak luka yang menempel di tubuhnya.

Ini bukan mainan.

Ini benar-benar penyerangan.

Melihat satu anak Beverald mendekat ke arah Rio, Iqbal langsung mengincar laki-laki itu dan menghabisinya.

Rio yang berdiri di tengah-tengah kerumunan mereka semua itu dibuat bingung sendiri. Ia harus apa? Pasalnya banyak sekali jumlah pasukan Beverald yang dikirim Reno.

Satu hal juga, apa Emir sudah mengabarkan pihak sekolah mengenai penyerangan ini?

Mengapa setelah keributan besar ini terjadi tidak ada satupun polisi yang datang?

"AAAAAAAAAA!!!!!" Terdengar suara teriakan seorang anak Beverald yang dihabisi oleh Ican di dekatnya.

Rio mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar merasa frustasi. Bagaimana bisa ia menghentikan keributan ini?

Rio tidak peduli lagi bagaimana keadaan tubuhnya sekarang. Ia ingin melindungi teman-temannya yang berada di sekolah.

Satu nama melesat di pikirannya, Manila.

Apa gadis itu akan melakukan aksi nekatnya dengan kabur lagi kali ini?

Apa Manila benar-benar ingin membuat Rio marah dan membunuhnya saat itu juga jika ia benar-benar kabur dari sskolah?

"RI, RI, RIII!!!!!" Iqbal yang barusan menghabisi anak Beverald itu langsung menghampiri Rio kembali.

"Kayaknya mendingan kita mundur."

"Maksud lo? Gua gak mungkin-"

"Bukan itu! Maksud gua, kita bawa pasukan ke area sekolah! Biar yang lagi di sekolah bisa bantuin kita! Lo liat," tunjuk Iqbal pada beberapa anak Binaraya yang sudah terkapar. "Pasukan kita gak sebanding sama mereka, Ri."

"Tapi bukannya itu bahaya? Di sekitar area sekolah kita itu punya celah rahasia yang kemungkinan para bangsat ini masuk ke gedung sekolah!" Rio menatap wajah Iqbal serius.

"Lo punya dua pilihan Ri, entah lo mau mancing mereka ke area sekolah kita dan kita punya banyak peluang buat dapetin bantuan, atau kita ke-block di sini dan satu persatu pasukan kita bakal kalah. Dan ketika semuanya terkapar, dengan gampangnya mereka bakal nyerang BR dan semua yang ada di BR pada panik. Dan lo cuma bisa liatin kekalahan kita, terpenting yaitu nyelametin nyawa temen-temen lo, Ri."

"Gue... Gue gak bisa, Bal. Gimana nanti kalo mereka ngancurin sekolah kita."

"Soal fasilitas dan gedung sekolah gak usah dikhawatirin Ri, yang penting temen lo."

Rio terdiam.

Iqbal mengusap wajahnya kasar lalu menatap Rio. "INGET MANILA, RI?!"

Rio hanya menatap Iqbal.

"LO TAU KALO ITU ANAK PALING BATU, KAN?! LO GAK MAU SEMUA JADI KORBAN CUMA KARENA SATU ORANG KAN?! LO GAK KEBAYANG KALO MISALNYA SEKARANG INI DIA KABUR LAGI DAN DIA DISANDRA SAMA MEREKA DAN LO BAKAL REPOT SENDIRI ANTARA NYELAMETIN DIA YANG DISANDRA ATAU TEMEN-TEMEN LO YANG LAIN."

You're My Sunshit [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang