Tujuh belas

4.6K 339 17
                                    

Hari ini, hari Jumat. Berhubung insiden terjebak di Beverald minggu lalu membuat Manila tidak masuk sekolah dan tidak mengikuti ulangan Bahasa Inggris. Sudah 10 menit yang lalu bel pulang telah berbunyi dan Manila menyuruh Raya untuk pulang duluan.

Nyatanya, sedari tadi Raya belum juga pulang. Bahkan ia baru keluar dari perpustakaan kala selesai meminjam novel yang ingin ia baca. Raya berjalan santai di koridor utama sambil membaca novel yang baru dipinjamnya.

"Ekhem."

Ia menghentikan langkahnya lalu menatap kehadiran seseorang yang sudah berdiri di depannya.

Itu Rio yang berdiri di depannya, dan dia merasa tidak perduli.

"Temen lo mana?" Tanya Rio dengan angkuh.

"Manila? Dia kelas."

"Nggak sama lo?"

"Dia mau ulangan susulan. Emangnya kenapa, Kak?"

"Kepo, lo." Rio melenggang pergi begitu saja meninggalkan Raya kala sudah mendapat jawaban di mana Manila.

"Pentolan gak waras," gumam Raya.

Sedangkan Manila sudah merasa tegang duluan kala mendapat info dari teman sekelasnya kalau soal ulangan susulan akan dua lipat susahnya. Dan bodohnya, ia percaya.

"Sudah siap, Manila?" Tanya Miss Puspa yang duduk di tempat guru.

Manila mengangguk ragu. Tubuhnya sudah dipenuhi keringat dinginnya yang bercucuran.

"Kalau menunggu sebentar tidak apa? Soal khusus susulannya tertinggal di kantor saya." Manila mengangguk lalu Miss Puspa pun melenggang pergi keluar.

Tak lama setelah Miss Puspa pergi, nampaknya Rio sudah berdiri di ambang pintu. Rio menatap Manila yang sedang mencoret-coret jarinya dengan pena.

Rio sengaja berdiri di situ agak lama, berharap agar gadis itu menoleh ke arahnya dan terkejut. Nyatanya tidak, Manila masih sibuk dengan alat tulis dan buku-bukunya.

Rio menghela napas malas lalu masuk ke dalam kelas dengan santai. Ia memilih duduk di kursi belakang Manila. Rio duduk dengan berhati-hati agar tidak ada sedikit suara pun terdengar, ia berniat mengejutkan cewek itu.

"Sssussstt."

Manila berhenti melakukan aktivitasnya. Ia mengangkat kepala lalu sedikit menegang saat mendengar suara barusan. Masalahnya di dalam kelas sekarang ini tidak ada siapa-siapa selain dirinya.

Rio menghela napa kesal ketika nyatanya Manila tidak menoleh ke belakang.

"Woi!"

Manila refleks menoleh ke belakang. Dan ia pun menghela napas lega kala yang dijumpai itu bukan hantu. "Ya ampun dikirain hantu."

"Hantu mana ada yang setampan gue." Rika sangat percaya diri.

Manila merasa terganggu dengan kehadiran cowok itu, sudah pasti ia akan mengacau. "Kakak mau apa sih ke sini? Belum puas kemarin malam kerjain saya?"

Mengingat kejadian semalam membuat Rio tiba-tiba tertawa kecil. Dan Manila, ia sama sekali tidak tertawa.

Ia membalik tubuhnya membelakangi Rio yang duduk di belakangnya. Dan benar seperti dugaannya, Rio mengganggu Manila dengan menyentuh-nyentuh rambutnya.

"Saya mau ulangan. Jadi tolong jangan ganggu saya," Manila berusaha tegas.

"Nggak kok, nggak. Gue cuma duduk doang kok di sini, gak gangguin elo." Rio berhenti dari sikap jahilnya.

Miss Puspa kembali masuk kelas dengan dua lembar kertas soal di tangannya. Ia menghampiri meja Manila kala menjelaskan cara pengisian jawaban, dll. Dan Rio yang di belakang Manila memperhatikan kedua perempuan itu dengan seksama.

You're My Sunshit [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang