Mohon dicek part sebelumnya kalau lupa. Selamat membaca ❤
—–—
46.
Teng! Teng! Teng!
Bunyi bel istirahat terdengar nyaring di telinga Dan semua murid langsung buyar menyerbu kantin.
Emir sedang berjalan-jalan tidak jelas di koridor kelas 12 IPS. Tak ada tujuan, tak ada niat kembali ke kelas juga, laki-laki itu hanya mengelilingi seluruh gedung sekolah sejak 10 menit sebelum bel istirahat berbunyi.
Ya, itu lah kebiasaannya dengan Rio yang biasa dilakukan. Tak lain adalah mereka yang hanya mencari keributan nggak jelas.
Bila seperti ini harus apa? Mana mungkin Emir berani membuat kekacauan tanpa Rio.
Ya, pasti selalu Rio penyebab kekacauan dari segala kekacauan di sekolah.
"Emir!"
Terdengar suara seorang siswi memanggil namanya dari belakang sana.
Emir menoleh ke belakang, mencari keberadaan si sumber suara.
Itu Renata yang tengah berjalan lebih cepat untuk menghampiri Emir.
"Kenapa Ren?" Tanya Emir pada Renata yang sudah di hadapannya.
Raut wajah Renata pun berubah. Raut wajah yang tadinya seperti ingin banyak bertanya, akhirnya lenyap begitu saja.
"Kenapa?" Ulang Emir.
Sedangkan Renata hanya menatap Emir sambil menggigit bibir bawahnya.
"Soal Rio?" Tebak Emir.
Bola mata Renata pun langsung melebar. "Kok, lo tau?"
Emir menghela napas panjang. "Apa urusan lo manggil gue kalo bukan tentang Rio?"
"Nggak gitu, kok. Ya masa sih gue nemuin lo kalo cuma ada maunya?" Ia menatap Emir dengan perasaan bersalah.
Emir terkekeh, dengan perlahan tawanya mulai pecah. "Santai aja, sih. Lo mau nanya apaan soal Rio?"
Renata pun langsung memperhatikan keadaan sekelilingnya yang ramai dengan siswa-siswi kelas 12.
"Kenapa?" Pandangan Renata kembali pada Emir. "Emangnya obrolan kita ini bakalan privasi banget, apa?"
Renata melotot. "Gue nggak mau kalo ada satu orang pun tau kalo gue nyariin Rio."
"Malu?"
"Bukan malu. Tapi kan kesannya kayak gue nggak punya harga diri. Masa harus gue sih yang nyariin cowok duluan?"
Emir hanya memasang wajah malasnya. "Sekarang gini, lo nyariin Rio karena Rio kabur, kan? Nah sekarang gue tanya, buat apa Rio nyariin lo, kalo lo-nya aja nggak kenapa-napa dan ada di sekolah?"
"Ya seenggaknya, gitu? Rio peduli kayak dulu lagi."
Emir pun hanya berdecak sambil menggelengkan kepala. Lalu ia menaruh sebelah tangannya di atas pundak Renata. "Ren, gue kasih tau ya, yang dulu ya udah dulu. Yang lalu biarlah berlalu. Mau semanis apapun kenangan lo sama dia, kalo udah ada kata 'dulu' berarti itu 'dulu', bukan sekarang."
Renata menatap Emir kesal lalu menyingkirkan tangan Emir dari pundaknya. "Ya seenggaknya, apa nggak ada yang bisa Rio ubah, gitu?"
"Lo mau Rio berubah kayak gimana? Tentu dia udah berubah, karena lo."
"Tentang Rio sama...." Renata sengaja menggantungkan kalimatnya.
"Manila?"
Renata balik bertanya, "mereka masih dekat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Sunshit [SELESAI]
Teen Fiction[SUNSHIT SERIES] MARIO WEASLEY, yang akrab disapa Rio itu dikenal sebagai pentolan sekolah di SMA Binaraya. Dia orangnya baperan, moody, kadang dingin, kadang sangar, dia dekat sama banyak cewek tapi hanya sebatas dekat. Beberapa orang di sekolah me...