Tiga puluh tiga.

3.5K 232 23
                                    

Rio masuk ke dalam rumahnya dengan begitu antusias mengingat di halaman rumahnya terdapat kendaraan seseorang.

Dan benar saja, ia mendapati mereka yang tengah menunggu kepulangan dirinya.

"Rio!" Suara seorang wanita berkisar 35 tahun itu berseru dengan senang mendapati Rio yang akhirnya sudah kembali pulih.

Saat Rio berada di rumah sakit kemarin, beberapa hari terakhir orangtuanya sempat pergi ke luar kota untuk sementara waktu. Dan ya begitu bahagianya mereka mendapati Rio yang sudah sembuh.

Rio menghampiri mereka yang duduk manis di sofa.

"Hai sayang, kamu sudah sembuh?" Lana, ibu sambung Rio itu berdiri dari sofa dan memeluk tubuh Rio yang jelas lebih tinggi darinya.

Rio membalas pelukan hangat itu, ia sangat bahagia sekarang. "Rio udah sembuh, Bu."

Lepas dari pelukannya, Lana menatap Rio dengan tersenyum. "Ibu sangat lega mendengar kamu cepat pulih seperti ini."

Setelah membalas senyuman Lana, pandangan Rio beralih pada pria dewasa yang kini berdiri di sebelah Lana.

"Dad?" Rio merentangkan tangannya lebar lalu memeluk erat ayah kandung kesayangannya itu.

"Hei, my boy." Darian membalas pelukan Rio dan menepuk pelan pundak anaknya itu. "Gimana keadaan kamu sekarang?"

"Baik. Rio baik banget."

Darian mengelus halus rambut anaknya itu lantas berkata, "how about your school? Masih sama baiknya?"

Rio melepas pelukannya dan terkekeh. "There's no wrong." Benar-benar sebuah kebohongan besar.

"Rio, your brother is here," kata Darian dengan tenang.

"Brother?" Rio nampak berpikir lalu matanya terbuka lebar. "Maksud Dad si—"

"Revan, dia ada di kamar. Jangan lupa kamu temui dia," potong Darian.

"Ini bukan lagi musim libur sekolah. Kenapa dia ada di sini? Dia seharusnya sekolah dengan baik di Bandung, kan?"

Lana tersenyum geli mendengarnya. "Dia akan pindah sekolah, Ri."

Rio sangat terkejut. "Jangan bilang—"

"Nggak. Dia nggak akan satu sekolah sama kamu. Lagipula Revan masih kelas sebelas, nggak ada salahnya juga dia beradaptasi di sini," Darian lagi-lagi memotong ucapan Rio.

Revan, anak kandung dari ibu Lana, yang berarti adalah saudara laki-laki tiri dari seorang Mario Weasley. Hubungan Rio dengan laki-laki itu tidaklah harmonis, mengingat hingga Revan harus memulai masa SMA-nya di Bandung. Tapi nyatanya, sekarang dia kembali.

"Kamu nggak keberatan, kan?" Lana memandang Rio sambil tersenyum.

Rio mengangguk pelan lalu berkata, "Rio... Ke kamar dulu ya Bu, Dad.."

Rio meninggalkan orangtuanya lalu beranjak ke kamar. Saat membuka pintu kamarnya, dirinya terlonjak kaget dengan pandangan yang disuguhkan dari area kamarnya.

Astaga! Ada apa sama kamar gue?!

Ia langsung masuk ke dalam kamar dengan emosi yang sudah menyeluruh ke dalam tubuhnya lalu  berhenti dan terfokus pada 'siapa' yang sedang duduk di sofa sambil asik memakan camilan.

"Gila ya lo kamar gue diberantakin?!" Rio berkata dengan keras.

Orang itu masih santai sambil memakan camilannya, tidak perduli dengan kehadiran sang empunya kamar.

Rio memandang ke seluruh ruangan kamarnya. Sungguh berantakan!

Orang itu menghela napas malas lalu membuang bungkus makanan itu ke sembarang arah. Membuat emosi Rio semakin memuncak.

You're My Sunshit [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang