13

7.8K 352 2
                                    

Hera segera memarkirkan mobilnya dan menarik Cia karena beberapa detik lagi bel masuk pasti sudah dibunyikan

"Aduh, sorry."
Cia sedikit oleng karena terserempet seseorang.

Hera memandangi laki-laki yang menabrak Cia lekat, dari atas sampai bawah.

"Ke-vin?" Laki-laki dengan hoodie blue navy sebagai luaran yang tadi sibuk meminta maaf pada Cia, mengalihkan pandangan pada Hera.

"Hera? Lo sekolah disini?" Tanyanya sambil tersenyum, melupakan sejenak bahwa bel masuk sudah berbunyi.

"Udah bel, woy. Ayooo." Cia berlari meninggalkan Hera dan Kevin.

"Temen lo lucu juga." Gumam Kevin, membuat Hera membulatkan matanya.

"Lo suka Cia? Eh eh bentar, btw sejak kapan lo disini? Bukannya lo pindah ke Palembang? Lagian bukannya ini masih UKK? Ya kalik lo pindah kesini waktu disini udah UKK?" Tanya Hera, mereka mengobrol sambil berjalan cepat sadar bahwa bel sudah berbunyi sejak tadi.

---------
"Nanti kita ke dokter jam 09.00 ya sayang."

Arka mendengus malas mendengar ocehan Sheila sejak tadi, bukannya ia tidak menyukai anak dikandungan Sheila yang diduga adalah anaknya, tapi entahlah, ia merasa malas meladeni Sheila apalagi harus menemaninya memeriksakan kandungan.

"Iya nanti, habis pulang dari kantor." Arka memandangi Sheila yang duduk di sampingnya sambil meminum susu ibu hamil dan jeruk. "ga janji tapi."

Sheila menghentikan kunyahannya dan mendekat ke arah Arka. Memcium seluruh wajah Arka.

"Ayo dong sayang, kerjaan kamu ditunda dulu aja, aku pengen USG, emang kamu ga pengen ngeliat anak kita?"

Arka menjauhkan wajahnya dari Sheila, kaget karena Sheila menciumnya tiba-tiba.

"Diem deh lo, mendingan buruan lo pergi ke Perancis sana, nanti gue beliin tiketnya."

"Iya, iya sayang. Aku pengen ke Perancis, udah lama gak belanja di luar negeri." Kata Sheila berbinar.

"Yaudah daripada meriksain kandungan lo, mending kita beli tiket dulu, btw gue juga sebenernya dikit penasaran sama anak gue."

Sheila tersenyum lebar karena mendengar Arka mengakui anaknya.

"Iya, sayang, aku siap-siap ganti baju dulu, habis ini kita berangkat."

----------

Bel istirahat berbunyi membuat Hera segera menarik Cia keluar kelas karena teringat ia memiliki janji.

"Duduk Vin, Ci duduk dong, jangan bengong mulu." Mereka bertiga duduk di taman, Cia yang tadi ditarik Hera menatap Hera dan Kevin bingung.

"Gue kepo, Vin. Kok lo bisa pindah sini padahal ini udah UKK? Kenapa gak sekalian masuk pas kita kelas 3 aja?" Tanya Hera.

Kevin berdehem sebentar. "Gue ada masalah di sekolah lama gue, Ra. Biasalah lo tau lah kalo gue udah emosi kayak gimana. Kalo di sekolah gue mah UKK udah selesai, makanya gue buru-buru kesini aja, sekalian mau liat lingkungan sekolah baru gitu." Jelas Kevin, Cia yang tidak tau apa-apa hanya diam.

Memang, Kevin adalah sahabat Hera , rumah mereka bersebelahan dan karena ayah Kevin dipindah tugaskan ke Palembang, keluarga Kevin pindah ke Palembang.

"Oh gitu, gue kangen tau sama lo, kan lama banget kita ga ketemu." Seru Hera, Kevin hanya mengacak rambut Hera yang tergerai dengan gemas.

"Eh btw, kenalin, ini temen gue yang paling imut, Cia. Ci, ini Kevin, ganteng kan Ci dia." Hera mengambil tangan Kevin dan Cia dan memaksa mereka untuk bersalaman.

"Hai!" Kevin menyalami Cia dan tersenyum.

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang