48

4.8K 183 20
                                    

Cia memandang Sheila yang sedang berbaring dengan datar, memperlihatkan Arka yang sedang menyuapi makan Sheila dengan sabar.

"Kak aku mau ngomong." Celetuk Cia yang membuat Sheila seketika tersedak makanannya.

"Kenapa?"

"Aduh, aduh perut aku sakit." Lirih Sheila, Cia mendengus, pasti ini hanya akal-akalan agar Cia tidak menyatakan kebenaran tentang dirinya dan Arka, lagian ada apa dengan Sheila kalau dia berbicara yang sebenarnya dengan Arka? Bukankah Sheila malah bisa hidup berdua dengan Arka setelah mengusirnya karena ternyata bukan adik kandung Arka.
---------
Cia duduk di taman belakang rumah sakit sendirian, bingung harus bersikap bagaimana pada Arka, pura-pura tidak tahu dia yang sebenarnya? Atau bakal diusir dari rumah Arka agar Arka dan Sheila bisa hidup bahagia?

Cia tidak tahu, sampai kapan dan dengan alasan apa, Arka akan tetap ada untuknya.

"Dek?"

Cia mendongak ketika melihat sosok Arka di sebelahnya.

"Kenapa di luar?"

Cia yang mendengar pertanyaan Arka hanya menggumam, entah, dia sangat bingung untuk bersikap sekarang ini.

"Ayok di dalem. Kakak tunggu."
---------
Setelah dari taman, Cia menyuruh Hera menghampirinya di kantin rumah sakit.

"Lo harusnya nyuruh gue ngejenguk kakak lo ini." Gerutu Hera yang membuat Cia mendengus.

"Siapa kakak?"

"Sheila kan kaka lu." Jawab Hera yang membuat Cia melebarkan matanya.

"Gue tuh mau curhat Ra."

"Ya curhat tinggal curhat."

Cia menatap Hera ragu. "Tapi janji lo tetep sama gue terus ya, tetep ada buat gue."

Hera mengernyit, ada apa dengan sahabatnya ini.

"Ummm, Ra."

"To the point, napa."

"Gue bukan adik kandungnya Kak Arka, Ra."

Hera memandang Cia lekat. "Apa, Ra?"

"Gue itu cuman anak temennya mom sama dad Ra." Jelas Cia yang membuat Hera semakin heran.

"Lah?"

Cia menggoyang lengan Hera gemas. "Lo ngedengerin curhatan gue gak sih Raa."

"Kok gue gak ngedong gitu ya Ra." Hera meminum air mineralnya. "Jadinya lo adik angkatnya Kak Arka gitu?"

Cia mengangguk mengiyakan. "Iya, dan gue gatau sekarang orangtua kandung gue dimana, Ra. Beneran takut diusir gue."

"Gak mungkin deh Ra kalo lu diusir Kak Arka. Lagian kalo lu diusir gue siap kok nampung lo, asal lo mau jadi kacung gue aja." Canda Hera yang membuat Cia menoyor dahinya agak keras.
--------
"Sayang?"

Arka yang sedang mengecek pekerjaan dari ponselnya mengalihkan atensinya pada Sheila yang masih terbaring lemah di brankar rumah sakit.

"Kenapa?"

"Aku mau kita segera menikah, kasihan nanti anak kita."

Arka tampak berfikir mendengar permintaan Sheila. "Yaa, kita fikirin kalau kamu udah sepenuhnya pulih ya."

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang