"Kak, kakak tau tentang aku?"
Arka yang mendengar pertanyaan Cia mengernyitkan dahinya.
"Maksudnya?"
Cia menghela nafasnya, berusaha tenang dengan resiko jika ia mengatakan kebenaran pada Arka.
"Sebenarnya aku bukan adik kandung kakak." Ucap Cia yang membuat Arka menatapnya lekat. "Aku cuma anak angkatnya mom sama dad."
Arka berusaha mencerna kalimat yang membuatnya sedikit shock dan bingung. Ia hanya sedikit mengingat memori bahwa saat dia berumur 8 tahun ia dihadiahi bayi lucu bernama Cia.
Cia memandangi Arka yang terlihat menerawang dan berfikir keras, membuatnya terlihat seperti orang yang frustasi.
"Ada map yang Cia temukan di kamarnya kakak, intinya di situ tertulis Cia bukan adik kandung kakak." Kata Cia cepat, takut jika mencoba pelan-pelan malah membuatnya mengurungkan niat untuk memberitahukan yang sebenarnya pada Arka.
Arka memandangi Cia lekat, berfikir keras bagaimana bisa bayi perempuan lucu yang dianggapnya lahir dari rahim ibunya ternyata hanya 'hadiah' yang bukan sebenar-benar 'hadiah'.
"Kakak kalau keberatan aku masih disini, aku bisa tinggal di rumah Hera." Ucap Cia yang membuat Arka semakin terlihat frustasi, bagaimana bisa ia merasa keberatan dengan keberadaan Cia sedangkan betapa besar bahagia dirinya saat orang tuanya menghadiahkan Cia untuknya, tidak akan dibiarkannya Cia jauh dari jangkauannya.
"Enggak. Kamu tetap disini." Arka yang masih merasa tidak percaya dengan pernyataan Cia berusaha mengontrol emosinya, rasanya ia akan membunuh siapa saja yang membuat Cia mengetahui bahwa Cia bukanlah adik kandungnya, ia tidak suka fakta itu dan ia tidak suka dengan adanya fakta yang membuat Cia dapat meninggalkannya.
Cia mendekat ke arah Arka, memeluknya erat, takut jika Arka tidak lagi membutuhkannya dan sewaktu-waktu bisa mengusirnya, takut jika nantinya ia tidak dapat bertemu ibu kandungnya dan menjadi sebatang kara.
"Kamu harus tetap disini, walaupun suatu saat mungkin karena tidak sengaja kakak menyuruh kamu buat keluar dari rumah ini, kamu harus tetap disini." Tanpa sadar, Arka meneteskan air matanya.
--------
Setelah 'acara' pengakuan Cia yang sedikit menyedihkan, Arka menghabiskan waktu mendengarkan ocehan Cia yang sudah terlihat good mood, yang sekarang ia merasa sudah jarang mendengarnya."Eh, Hera masih di kamar deh Kak. Tidur tuh anak kayaknya." Gumam Cia yang membuat Arka terkekeh, entah karena ekspresi Cia yang lucu atau fakta bahwa Hera tertidur di kamar Cia.
"Biarin aja sih dek, asal kamu enggak minggat ke rumah Hera aja."
Cia mendelik, merasa bahwa Arka sedang menyindirnya. "Apaan sih."
![](https://img.wattpad.com/cover/113401228-288-k163916.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Conflict (sudah terbit ebook)
Acaklink ebook : https://play.google.com/store/books/details?id=HOX5DwAAQBAJ Arka memiliki adik yang sangat disayanginya, 2 tahun lalu orang tuanya meninggal karena kecelakaan mobil dalam perjalanan menuju hotel di New York untuk melanjutkan proyek aya...