Cia memandang heran pria di samping Arka, tumben-tumbenan ada bapak-bapak di rumahnya, padahal teman dekat Arka Cuma Doni, apalagi teman kantor, tidak pernah ada yang diajak ke rumah.
“Alecia?” panggil Andre lirih, dengan sekali tatap, ia bisa tahu bahwa Anna ada dalam diri Cia.
“Hm?” gumam Cia yang mendengar namanya dipanggil, darimana juga dia tau kalau namanya Alecia, padahal kan hanya orang-orang tertentu yang mengetahui nama ‘Alecia’.
Arka melihat Andre yang sedang bertatapan dengan Cia segera menariknya agar tidak ikut dalam obrolan mereka. Ia benar-benar tidak mau Cia terlibat dalam masa lalu dimana Cia memang sebenarnya bukanlah adiknya, Arka terlalu takut untuk kehilangan Cia. Meskipun, memang orang tuanya sudah mengijinkan Cia untuk dirinya, tetapi ia tetap merasa takut jika suatu saat nanti keluarga asli Cia membawa Cia jauh darinya, walaupun dengan Andre sekalipun, ia tidak akan pernah percaya jika hal itu menyangkut Cia. Sekali lagi, ia hanya takut untuk kehilangan Cia.
-------
“Apasih Kak!” seru Cia seraya berusaha melepaskan diri dari Arka yang memeluknya dari belakang, seraya mendorong Cia memasuki kamarnya lagi.Arka mengeratkan pelukannya pada Cia sambil menciumi pipinya. “Gemes banget sih dek, kamu.”
Sebelah tangan Cia meraih rambut Arka meskipun sedikit kesusahan lalu menjambaknya.“Aduh, aduh botak nih.” Gerutu Arka yang sudah melepaskan pelukannya dari Cia, ia mencuri kecupan sekali di pipi Cia lalu meninggalkannya untuk ke ruang tamu. “Kamu makin cantik kalo habis bobok.”
“Apasih.”
Karena Arka masih punya rasa hormat kepada orang tua, ia mempersilahkan Andre untuk singgah di rumahnya dan menyediakan kamar tamu.
“Silahkan, anda boleh beristirahat di sini, tapi saya mohon untuk tidak berbicara apapun dengan Alecia.”
Andre hanya mengangguk mendengar peringatan Arka, memang Arka terlihat angkuh persis seperti ayahnya, meskipun ia tahu, mereka sangat totalitas menjaga terhadap apa yang mereka cintai.
--------
Arka mengernyit heran ketika mendengar cekikikan saat melewati kamar Cia. Karena penasaran, ia memutuskan masuk kamar Cia yang memang sedikit terbuka."Terus ya, waktu gue nyuruh masakin spaghetti dia malah ngasihnya mentahan terus ditaburin sama bon cabe. Emang ndeso dia, dikira itu makanan lidi-lidian yang serebuan."
Cia memegangi perutnya yang mulai kram karena kebanyakan tertawa, mana ngakak-ngakak lagi. Salahin Hera yang dengan semangatnya cerita kalau ada saudara supirnya yang gak tau diri dan sok cantik yang seumuran sama mereka tapi cuma lulusan SMP dan sekarang bantu-bantu di rumah Hera sekalian nemenin Hera biar nggak kesepian katanya, tapi kelakuannya itu lho, mana suka seenaknya sendiri, bahkan iPhone X Hera pernah dibuat mirror selfie cuma buat profile fb nya dia, biar apa coba.
"Halo Kak!" Sapa Hera saat melihat Arka yang berdiri memandangi Cia yang ngakak nggak berhenti-berhenti, kayaknya Cia emang hidupnya suram makanya sekali ketawa bisa sampek segitunya.
Arka tersenyum dengan sedikit heran, perasaan tadi dia tidak melihat Hera masuk rumahnya tapi bisa-bisanya Hera sudah ada di kamar Cia.
--------
Rekomendasi part time dong, semester satu membuatku suwung sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Conflict (sudah terbit ebook)
Acaklink ebook : https://play.google.com/store/books/details?id=HOX5DwAAQBAJ Arka memiliki adik yang sangat disayanginya, 2 tahun lalu orang tuanya meninggal karena kecelakaan mobil dalam perjalanan menuju hotel di New York untuk melanjutkan proyek aya...