26

6.7K 290 0
                                    

Mereka berempat sampai di sebuah villa, memutuskan istirahat sejenak sampai waktu naik ke puncak gunung bromo ditentukan.

"Kenapa gak bikin tenda di sana aja, elah." Gerutu Doni, ia dengan suka rela membawakan barang-barang Hera.

"Ga aman di tenda, mendingan di villa enak, besok-besok masih bisa buat nginap."

Doni, Hera dan Cia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, boleh juga ide Arka, dengan menyewa villa, hari esok bisa digunakan untuk sekalian menginap jika ingin liburan di malang lebih lama.
---------
"Kamu sekamar sama siapa?" Tanya Arka pada Cia yang mulai merabahkan badannya di sebuah single sofa.

Cia mengalihkan pandangannya dari ponsel yang digenggamnya. "Sama Hera lah."

"Oh oke." Gumam Arka, sebenarnya ia ingin tidur bersama adiknya, karena ia merasa sudah lama sekali tidak menghabiskan waktu bersama Cia.
---------
"Kata Kak Doni kita berangkat jam 2 Ci." Kata Hera sambil merapikan beberapa bajunya yang ia keluarkan dari tas besarnya.

"2 pagi?" Cia mengernyit. Berfikir betapa dinginnya nanti.

Hera mengangguk.

"Gue nanti kalo capek minta gendong Kak Doni ah." Sambung Hera yang membuat Cia seketika menolehkan pandangan kearahnya.

"Agresif banget gila."

"Gue ga agresif, Kak Doni juga kalo gue suruh pasti mau."

Cia mendekat ke arah Hera dan menoyor keningnya. "PD bat sih lu."

---------
"Di sini ada club gak ya, Ka?" Tanya Doni yang sedang bersama Arka di teras villa, menikmati indahnya pemandangan saat malam.

"Lo mau minum? Apa nyari cewek?" Arka mendelik ke arah Doni, sejak kapan Doni suka minum-minum?

"Itu kan elu, gue cuma pengen liat aja, penasaran."

"Dasar!"

---------
"Kak beliin es krim dong." Cia berlari menghampiri Arka dan Doni setelah mencari mereka di berbagai sudut villa.

"Malem-malem mau beli eskrim?" Sahut Doni.

"Iya ini dingin loh." Arka menghampiri Cia lalu melepas kuncir yang digunakan Cia untuk mencepol rambutnya.

Cia mendelik, suka sekali kakaknya itu mengganggunya. "Iya emang dingin, tapi pengen aja."

"Gak."

"Dasar." Arka menyentil kening Cia agak keras, membuat Cia melotot yang malah membuatnya terlihat lucu. "Rambutnya di gerai aja, dingin dek."

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang