70

3.2K 139 14
                                    


Arka memandangi Cia yang baru saja maju ke depan panggung untuk pengalungan samir oleh kepala sekolah, ia tidak menyangka bayi lucu menggemaskan yang dulu suka menangis jika ditinggalnya main ke taman kompleks itu, kini telah menjadi remaja cantik yang sebentar lagi menyelami masa dewasa di bangku kuliah, tidak rela rasanya melihat Cia yang tumbuh semakin cepat, semakin membuatnya terpesona, serta semakin terlihat risih jika sudah dipepet dan dijahilinya.

Selesai acara wisuda, Arka menghampiri Cia yang asyik berbincang dengan Hera dan teman-temannya. Dia merangkul bahu Cia tanpa permisi, Cia sedikit kaget, tetapi berusaha biasa saja dan membiarkan Arka merangkulnya, masih kesal dia dengan Arka.

"Kak, fotoin kita ya." Pinta Hera sambil menyerahkan kamera mirrorlessnya pada Arka.

Arka mengangguk lalu mengambil foto Cia, Hera dengan ke 3 temannya.

"Nih." Doni tiba-tiba datang tergesa hampir menabrak Arka sesaat setelah Arka menyerahkan kamera kepada Hera, untung nggak jatuh tuh kamera.

Doni membawa sebuah buket bunga yang cukup besar, serta sebuah boneka teddy kecil yang lucu berbulu coklat. "Ini pesenannya bos, maaf telat, tadi macet." Kata Doni dengan polosnya.

" Kata Doni dengan polosnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa-rasanya, Arka ingin menjitak keras kepala Doni, padahal tadinya ia menyuruh Doni memberikan bunga dan boneka langsung ke dalam mobilnya, lah ini kenapa malah langsung di depan orang yang mau dikasih sih, geblek dasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa-rasanya, Arka ingin menjitak keras kepala Doni, padahal tadinya ia menyuruh Doni memberikan bunga dan boneka langsung ke dalam mobilnya, lah ini kenapa malah langsung di depan orang yang mau dikasih sih, geblek dasar.

Arka menarik Doni menjauh dari Cia dan Hera yang sedari tadi melihat interaksi mereka.

"Lo gimana sih bambang, gemes sumpah pengen ceburin lo ke kandang buaya bunting!" omel Arka yang membuat Doni malah cengengesan.

"Gue lupa sumpah, tadi macet bikin gue gerah."

Arka menatap Doni tajam. "Lo bawa tuh barang semua ke jok belakang mobil gue! Kuncinya nanti jangan lupa kasih gue, tapi jangan di depan Cia! Paham gak, lu?"

"Iye, Bos." Sabar banget Doni tuh jadi kacungnya Arka.

"Ra, fotoin kakak sama Cia ya."

Cia yang masih saja diam, menurut saja ketika diseret Arka agar mendekat dengannya, mana dianya nggak di kasih apaa gitu.

"Kamu ditungguin Doni tuh Ra, katanya mau dianterin pulang."

Hera mengangguk lalu berpamitan, tidak lupa menampilkan wink di depan Cia.

Kelilipan apa gimana sih si Hera.

Arka menggandeng tangan Cia menuju parkiran mobilnya.

Saat sampai di samping pintu mobil kemudi, Arka melihat kunci mobilnya masih tergantung cantik disitu, oh sepertinya memang disengaja oleh Doni karena malas memberikan kunci mobil ke Arka langsung. Terlaknat emang si Doni, gimana coba kalau mobil mewahnya Arka dicuri.

Lagi-lagi, di dalam mobil, Cia dan Arka saling diam, keheningan mereka hanya ditemani lagu Best Song Ever milik One Direction. Arka melajukan mobilnya menjauhi jalan pulang, Cia yang menyadari itu pun tetap diam, membiarkan Arka melakukan apa saja sesuka hatinya.

Arka memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran ternama.

"Dek?" panggil Arka pada Cia yang sibuk dengan ponselnya, di tangan Arka sudah ada sebuah buket bunga dan boneka yang tadi memang diletakkan di jok belakang oleh Doni.

Tanpa menunggu jawaban Cia yang dipanggilnya, Arka menyerahkan kedua barang itu, membuat Cia mengernyit bingung.

"Apa?"

"Maaf kakak udah beberapa kali lancang nyium kamu di bibir, tapi jujur, kakak sama sekali nggak nyesel ngelakuin itu ke kamu. I Love You." Arka mencium kening Cia dalam, lalu keluar mobil untuk membukakan pintu untuk Cia, meninggalkan Cia yang bergeming.

I Love You yang gimana nih maksudnya.

Arka memasuki sebuah private room dengan menggandeng Cia, ke dalam ruangan yang sebelumnya memang sudah direservasinya.

"Sayang?" Arka mengenggam tangan Cia yang duduk berhadapan dengannya.

Arka menyerahkan sebuah kotak kecil di hadapan Cia.

"Buka aja."

Cia membuka kotak itu dengan hati-hati, di dalam kotak itu ada sebuah cincin berwarna putih yang terlihat simpel tetapi indah.

Cia membuka kotak itu dengan hati-hati, di dalam kotak itu ada sebuah cincin berwarna putih yang terlihat simpel tetapi indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini apa?"

"Dek, I'm sorry, i love you like a couple, not a brother to a sister, and i wanna be with you forever."

"Kakak ngelamar aku ceritanya?" tanya Cia geli, nggak kuat lagi dia buat sok-sok an marah sama Arka, habis sekarang ekspresinya lucu banget, mukanya merah dan keliatan banget salah tingkahnya.

"Kok kamunya ketawa."

Cia menggeleng. "Nggak. Gimana-gimana?"


-------

maaf banget aku nggak up udah sebulan lebih :( 

semoga aku nggak sibuk dan nggak males malesan up lagi nih, pengen cepet nyelesain cerita ini gitu 

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang