45

5K 176 6
                                    

"Dari mana, dek?" Tanya Arka yang melihat Cia baru saja turun dari tangga, tadi ia mencari Cia di kamarnya tidak ada.

Cia membuka kulkas lalu mengambil es krim coklatnya. "Tadi ke ruangan yang isinya biodata kita itu."

Kening Arka mengernyit. "Biodata?"

"Iya ya pokoknya isinya dari kita lahir lah."

Arka menganggukkan kepalanya. Ia pernah diberitahu mamanya tentang ruangan itu, yang dulu kata mamanya, sebenarnya ruangan itu menyimpan banyak rahasia, lebih dari yang terlihat.

"Kirain kamu kemana."

--------
"Mau kemana, Kak?" Tanya Cia saat melihat Arka dengan Sheila yang menggandeng lengannya.

"Mau jalan-jalan. Mau ikut?"

Cia melirik sinis Sheila yang terlihat jelas tidak suka dengan pertanyaan Arka.

"Gak ah. Nitip beliin martabak aja deh, yang manis sama yang telor ya."

"Iyaa."
---------
Cia melewati kamar Arka yang sedikit terbuka, tumben sekali Arka tidak mengunci kamarnya, eh Arka memang jarang mengunci kamarnya memang, tapi kalau ada Sheila pasti kamarnya itu akan ditutup rapat-rapat.

"Aku masuk ya, Kak." Kata Cia mengendap masuk kamar Arka yang tidak ada penghuninya.

"Berantakan banget." Cia mengedarkan pandangan pada kamar Arka yang berserakan barang-barang Sheila----oleh-oleh, dan bed covernya yang berantakan.

Cia mengedarkan pandangan ke sudut-sudut kamar Arka, memang sudah berubah sejak adanya Sheila, dulu saja meja rias yang berisi make up-make up Sheila yang katanya berharga jutaan itu tidak ada, sekarang penuh dengan barang Sheila.

Kaki Cia melangkah mendekati meja rias yang membuatnya sedikit penasaran.

"Map apasih ini. Gue tiba-tiba penasaran." Cia membuka perlahan map hijau itu. "Maap ya Sheila, gue lancang dikit."

"LANDIN'S" Cia mengernyitkan dahinya melihat halaman pertama----di dalam map itu cukup tebak dengan kertas yang di clip.

"Aduh gue kok makin penasaran ya." Gumam Cia sambil sedikit berfikir, apa isi dari map itu, kenapa Sheila terkesan menyembunyikan darinya.

---------
Sheila mengajak Arka jalan-jalan di pusat perbelanjaan, dengan tangan Sheila yang terus menggandeng lengan Arka.

"Ga usah kenceng-kenceng juga gandengnya. Ga bakal ilang juga." Gerutu Arka yang malah membuat Sheila tersenyum.

Mereka memutuskan makan di sebuah restoran western yang tentu saja atas rekomendasi Sheila.

"EH." Pekik Sheila, saat mereka berdua baru akan menulis menu yang di pesan.

Arka yang duduk di depan Sheila mendelik ke arah Sheila. "Kenapa sih?"

"Aduh map hijau tadi kemana ya." Seru Sheila dengan wajah paniknya, entah ia baru menyadarinya setelah melihat buku menu yang berwarna hijau army persis dengan mapnya.

--------

Akhir-akhir ini dilema milih prodi untuk SNMPTN, yang akhirnya pilihan pertama ilmu sejarah 😌 padahal ingin ilmu komunikasi, tapi juga sedikit ingin ilmu sejarah, semoga saja ilmu sejarah yang terbaik 😊. Masih ada SBMPTN juga 😁.

Untuk yang sebentar lagi melepas masa SMA, semangat yaa 👊✊

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang