Cia dan Stella memasuki beberapa toko yang menurut mereka berisi barang-barang lucu, dan Arka setia mengikuti mereka dari belakang dengan mendorong stroller Eleua, udah macam babysitter aja dia tuh.
"Kak, bagusan ini atau ini?" Cia membawa dua celana warna coklat yang menurut Arka sama saja jika dilihat dari bentuk dan warnanya.
"Itu bukannya sama aja?" sahut Arka masih berusaha mencari apa perbedaan kedua celana itu.
Cia mendelik. "Bedalah, yang satu ini baggy pants, yang satu kulot." Jelas Cia, Stella yang tadinya ikut memilih, terkekeh ketika melihat ekspresi Arka yang kini sedang menggaruk kepalanya.
"Yaudah ambil dua-duanya aja." Kata Arka akhirnya, daripada bingung, kan.
"Boros, ngapain beli dua-duanya kalau keliatan sama."
Arka menghela nafasnya.
"Ambil yang kulot aja Ci, bahannya lebih bagus."
"Iya sih, kak. Ambil ini aja, deh." Akhirnya, Cia meletakkan kembali celana baggy pants. Arka yang melihat Cia menuruti Stella, akhirnya merasa lega, meskipun sedikit merasa kesal.
Setelah puas berkeliling mall dan berbelanja, mereka pergi makan di salah satu restoran di mall tersebut. Mereka memilih sebuah restoran dengan menu-menu Itali lengkap dengan dessertnya.
"Kayaknya kita nggak bisa full disini seminggu." Ujar Arka saat mereka baru saja menemukan tempat duduk.
"Kenapa?" Tanya Stella yang baru saja memindahkan Eleua dari stroller ke kursi bayi.
Cia meletakkan ponselnya setelah membalas bahwa semua pesanan Hera sudah dibelikannya, lalu mencoba menyimak Arka.
"Kantor kebanjiran, curah hujan Indonesia lagi besar, dan kantor gue juga kena." Jelas Arka.
"Ya ampun, turut sedih gue. Tapi nggak sampai menimbulkan korban jiwa, kan?"
"Enggak, cuma sebagian properti kantor aja rusak."
"Makanya pegawai pada diliburkan, kak?" Cia tadi sempat melihat beberapa postingan pegawai Arka di instagram yang sebagian besar mengungsi ke luar kota yang tidak terkena dampak banjir.
Arka mengangguk. "Iya, dek. Sebagian rumah mereka juga kena banjir soalnya, kasihan. Nggak tenang juga sebenernya ninggalin kantor dalam keadaan kayak gitu."
"Yaudah booking tiket aja sekarang."
"Iya, udah kok, besok kita berangkat."
"Jangan lupa kesini lagi, loh." Sahut Stella seraya membantu waiters meletakkan pesanan mereka yang cukup banyak.
"Iya, kita kan juga belum kesampaian ke Venice."
"Nih, oleh-oleh, gue tadi udah minta tolong Amadea untuk beliin." Amadea adalah asisten rumah tangga Stella. Stella menyerahkan sebuah bungkusan yang cukup besar.
"Repot-repot amat sih, lo." Arka menerima bungkusan yang cukup besar tersebut. "jangan lupa, kapan-kapan pulang ke kampung halaman, bawa adiknya Eleua."
Stella memukul lengan Arka pelan. "Lo tuh, cepet buatin Eleua temen."
Cia yang baru saja keluar dari kamar mandi, ikut bergabung dengan Arka dan Stella yang duduk di depan televisi.
"Tuh, nanti yang jadi ibunya." Ceplos Stella yang membuat Arka melebarkan matanya.
"Gimana, kak?"
Stella yang mendengar pertanyaan Cia terkekeh. "Enggak."
"Itu apa, kak?" Cia mengarahkan pandangannya pada sebuah bungkusan cukup besar yang bentuknya mirip tas, sepertinya memang didesain seperti itu agar mudah dibawa.
"Oh, ini dari Stella."
"Wah, gede banget. Makasih, kak."
Stella mengangguk. "Di Unboxing kalau udah sampai rumah, ya."
"Siap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Conflict (sudah terbit ebook)
Разноеlink ebook : https://play.google.com/store/books/details?id=HOX5DwAAQBAJ Arka memiliki adik yang sangat disayanginya, 2 tahun lalu orang tuanya meninggal karena kecelakaan mobil dalam perjalanan menuju hotel di New York untuk melanjutkan proyek aya...