49

4.4K 178 13
                                    

Cia membaringkan badannya di kamarnya, ia lelah ditambah suasana hatinya yang sedang buruk. Hera yang malas untuk pulang sekaligus meraaa kasihan terhadap, duduk di tepi tempat tidur Cia sembari mengocehkan nama Brent Rivera.

"Sumpah ya, Ra gue suka banget waktu videonya yang di kolam renang itu!" Oceh Hera tanpa ditanggapi oleh Cia.

"Ra, gue mendingan ngomong ke Kak Arka aja deh, kalo gue bukan adeknya."

Hera yang masih memainkan ponselnya menolehkan ke arah Cia yang tiduran di kasurnya.

"Gapapa sih Ci, gue juga kalo lu diusir sama Kak Arka gue siap nampung lo." Ucap Hera yang terkesan tidak serius, tapi sebenarnya dari dalam hatinya, karena sebagai anak tunggal ia merasa sangat kesepian di rumah, apalagi hanya ditemani para asisten rumah tangganya.

--------
Arka memandangi Sheila yang terlihat sudah tertidur nyenyak, mungkin karena lelah sekaligus efek kehamilannya. Ia melihat meja rias di kamarnya yang terlihat sangat berantakan.

"Ini apa?"

--------
Cia berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan bagaimana dirinya yang sebenarnya pada Arka, ia terus berusaha berfikir positif apabila ia mengutarakan dirinya yang sebenarnya dapat menjauhkannya dari Sheila yang terlihat tidak suka padanya serta mungkin ia akan berusaha menemukan keluarga kandungnya.

Dengan keberanian----yang sebenarnya belum sepenuhnya, Cia mengetuk pintu kamar Arka.

"Kak?"

Arka yang akan membuka sebuah bungkus, yang isinya entah apa, bergegas membuka pintu kamarnya karena mendengar Cia memanggilnya.

"Kenapa, dek?"

"Kak mau ngomong." Kata Cia sambil menggiring Arka untuk duduk di ruang keluarga.

Cia dan Arka duduk di sofa berhadapan.

"Sebenarnya." Cia menghela nafasnya untuk mengatasi entah perasaan apa yang menguasai dirinya.

Arka memandangi Cia yang terlihat sendu, ia merasa sudah lama tidak menikmati waktu berdua dengan adik kesayangannya itu.

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang