73

3.7K 133 10
                                    

Arka memperhatikan Cia yang masih saja sibuk dengan dimsumnya, di depan gadis itu ada 3 macam rasa dimsum ayam, dimsum udang dan wotiek. Arka sudah menawarinya nasi agar Cia benar-benar kenyang tetapi malah ditolak karena katanya sudah kenyang dengan camilan dimsumnya.

"Mau nasi goreng?"

Cia yang masih asyik mengunya hanya menggeleng, makan dimsum 3 porsi udah cukup buat dia kenyang kok.

"Dek, nanti kita berangkat jam 12 an malem." Kata Arka yang membuat Cia menghentikan makannya sejenak.

"Kemana?"

Arka menghela nafasnya sabar, kenapa Cia akhir-akhir ini lemot banget sih, masa dari tadi nanya kemana mulu.

"Italia, dek."

Cia mengernyit, kirain Arka Cuma bercanda.

Ya enggak mungkin juga dong dek Arka bercandaan sama kamu

"Berapa hari, kak kita kesana?"

"Semingguan kali, ya."

"Gimana sama kerjaan?" tanya Cia mengingat Arka yang disibukkan meeting dengan kliennya.

"Ya nggak gimana-gimana, kan ada Denda, Doni juga."

"Kamu kebiasaan suka manfaatin mereka."

Arka tertegun, ini pertama kalinya dia mendengar dengan jelas Cia menyebutnya 'kamu'.

"Ya itu kan emang kerjaan mereka, toh mereka juga aku gaji."

Cia mengernyit. Dih, apaan aku-akuan. Nggak sadar dia duluan yang mulai.
---------
Arka membayar makanan mereka berdua setelah Cia mengajak pulang karena ingin segera berkemas untuk berangkat ke Itali nanti malam, sebenarnya Venice adalah salah satu destinasi yang masuk ke wishlist paling ingin dikunjungi oleh Cia, berjejer dengan Maldives dan Perancis, mungkin soon ia akan mengunjungi Maldives untuk honeymoon bersama Arka-Eh.

"Halo Mbak Asri." Teriak Cia bermaksud mengagetkan, saat melewati ruang tamu dengan Mbak Asri yang menyaksikan azab-azab dengan sangat serius.

"Eh. Monyong- monyong." Mbak Asri terlihat kaget karena dia memang terlalu serius menonton TV 75 inch di depannya. Memang, keluarga mereka diajarkan untuk tidak ada jarak antara majikan dan bawahan, karena sejatinya setiap orang di mata Tuhan sama, Mbak Asri tidak dilarang untuk nonton sepuasnya di ruang keluarga asalkan kewajiban bekerjanya sudah selesai, pun saat makan malam seluruh pengurus rumah diajak makan bersama di meja makan.

Cia tertawa keras karena selalu berhasil menjahili Mbak Asri, bahkan dulu pernah sewaktu ia masih duduk di bangku kelas 2 SMP dan saat itu Mbak Asri merupakan pegawai baru, dengan sengaja Cia menyuruh Mbak Asri untuk membawakan laptop ke ruang keluarga, tetapi ketika sampai di dalam kamar Cia malah menjerit karena melihat tikus, padahal tikus yang dimaksud Mbak Asri adalah mouse yang memang sengaja Cia bentuk agar mirip dengan tikus, dan dengan isengnya ia meletakkan mouse di atas laptop, membuat Mbak Asri jingkrak-jingkrak jijik.

Cia tertawa keras karena selalu berhasil menjahili Mbak Asri, bahkan dulu pernah sewaktu ia masih duduk di bangku kelas 2 SMP dan saat itu Mbak Asri merupakan pegawai baru, dengan sengaja Cia menyuruh Mbak Asri untuk membawakan laptop ke ruang kel...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                                                                                       (Mouse Cia)

Cia masih terkekeh sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

"Maaf Mbak!"
--------
"Nggak usah bawa barang terlalu banyak, nanti beli aja disana." Kata Arka saat melihat Cia berdiri di depan lemari, sepertinya bingung memilih baju apa saja yang harus ia bawa.

Arka melingkarkan tangannya di perut Cia yang semula membuat Cia tersentak, tetapi akhirnya membiarkannya saja, karena melihat Cia yang jinak, Arka mulai menumpukan dagunya di bahu Arka, sekarang mereka dalam posisi back hug.

"Bawaannya yang penting sih banyak daleman aja, dek." Ceplos Arka yang membuat Cia mencubit lengannya keras.

"Awh. Sakit!" gerutu Arka tapi malah semakin mempererat pelukannya dan menggoyangkan tubuh mereka berdua.

"Apaan sih! Lepas!" sentak Cia keras, tetapi tanpa melepaskan pelukan mereka.

"Kak!"

Arka akhirnya melepaskan pelukan mereka berdua karena takut bayi singa kecil lucu akan mengamuk.

Arka menurunkan kopernya dan koper Cia dibantu oleh Pak Wadi, nyatanya, mereka berdua memang hanya membawa dua koper berukuran sedang yang memang sebagian besar berisi underwear, untuk pakaian luar gampang bisa dibeli dimana aja, kalau masalah dalaman, belum tentu kenyamanannya sama dengan yang biasa dibeli Arka, apaan sih fikiran Arka.

Arka sedang berusaha memasukkan koper ke bagasi mobil saat Cia baru saja turun dari kamar dengan casual looknya seperti biasa.

"Pake jaket, dek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pake jaket, dek."

"Nih, jaket, nih!" Cia mengibaskan jaket di pinggangnya di depan Arka, bawaannya emosi dia tuh kalau berhadapan sama Arka. 

Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang