61

3.9K 165 14
                                    

Arka memandang Sheila yang sibuk berbincang dengan wanita tua yang tadi memeluk Sheila tiba-tiba dan anak laki-lakinya. Mereka memutuskan memasuki sebuah restoran di mall itu untuk menyelesaikan entah masalah apa yang terjadi antara Sheila dan kedua orang yang asing di mata Arka itu.

"Itu cucu saya kan, nak? Kamu kenapa meninggalkan Satya?"

Arka diam, ibu itu meneteskan air mata sedangkan pria disampingnya yang merupakan anaknya hanya diam melihat ibunya menangis di depan Sheila, mereka bereempat duduk di meja yang sama, Mbak Lastri menimang-nimang Baby K agar nyenyak tidurnya.

"Aku mohon La, jelasin tentang bayi itu." Seorang pria yang memang tidak jauh tampan dari Arka itu menatap Sheila lekat, bahkan ada kilat penyesalan dalam tatapannya.

Sheila sedikit meneteskan air mata tetapi segera mengusapnya. "Apa urusan anda terhadap anak saya? Itu anak saya dengan Arka bukan dengan anda!"

Arka yang mendengar jelas namanya disebut tersentak, kenapa juga Sheila bawa-bawa namanya, bersyukur dia kalau memang benar adanya bahwa laki-laki itu ayah biologis Kaila.

"Aku mohon, La. Maaf aku pernah ninggalin kamu saat kamu mengandung bayi kita."

Sheila membiarkan tangannya digenggam pria yang duduk tepat di depannya itu. Ia bimbang, apa yang harus dia lakukan untuk menghindar dari pria brengsek yang membuatnya menjadi seperti sekarang, menjadi Sheila yang candu akan Arka padahal awalnya hanya ingin melupakan dirinya.

"Kamu mendingan selesaikan masalah dengan kedua orang ini, aku pulang duluan sama Mbak Lastri dan Kaila."

Arka yang memang sudah bosan, apalagi melihat kedua wanita yang duduk di samping dan di depannya itu mulai meneteskan air mata, malas mengurusi drama baru Sheila.

"Mbak Las, ayo pulang."

Mbak Lastri mengikuti langkah Arka, sedikit bingung kenapa Sheila malah ditinggal.

"Ibu nggak ikut pulang, Pak?" Tanya Mbak Lastri berusaha menyamai langkah Arka yang lebar.

"Dia pulang sendiri."
--------
Sampai di rumah, Arka melihat Cia yang duduk di depan TV entah sedang sibuk apa, ia mencium pipi Cia gemas.

"Jelasin ini!"

Arka memicing melihat kertas-kertas di sekitar Cia.

"Ini ayah kamu."

Cia menatap Arka lekat. "Ayah kandung aku?"

Arka mengangguk, bingung menjelaskan kepada Cia tentang kedua orangtuanya.

"Dia dimana?" Tanya Cia lagi, ia sibuk membolak-balik kertas yang hanya berisi tentang dititipkannya Cia pada keluarga Arka, juga kertas yang menyerupai akta kelahiran yang tertulis nama Cia dan kedua orang tua kandungnya.

"Samuel Siders?"

"Nama ayah kamu?"

"Sekarang dia masih hidup?"

Arka menghela nafasnya, ia butuh waktu untuk menjelaskan kebenaran tentang ayah Cia.






Brother Conflict (sudah terbit ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang