45. Open House

2.5K 337 203
                                    

Serial SHALIH SQUAD Jr. - 45. Open House

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 5 Juli

-::-

Lebaran gini, memang sudah lumrah kalau ada banyak tamu atau saudara yang datang ke rumah. Biasanya sih yang didatangi itu tuh orang yang dituakan.

Secara ya, Kahfi adalah makhluk tampan tertua di antara Shalih Squad lainnya, maka jadilah rumahnya yang dijadikan sebagai tempat untuk acara Open House tahun ke tahun.

Seperti tahun ini.

"Lif, siropnya habis wey, tolong bikin lagi dong!" pinta Hamzah pada Alif yang memang didaulat Hamzah untuk ikut bantuin kegiatan rutin di rumahnya tersebut. Ada Johnny juga. Tapi lagi di luar kayaknya. Nerima telepon.

"Sini biar aku aja yang bikin, Mas," kata Hanifa kemudian. Diambilnya teko kosong dari tangan Hamzah lalu bergegas ke dapur.

"G-gue bantuin, Han!" kejar Alif, yang tanpa menunggu respons Hamzah kemudian langsung melarikan diri.

Dan Hamzah mana sempat buat protes ini itu sebab keramaian rumah kembali membuatnya sibuk.

"Asma hebat ih!" pekik Nada setelah sekian kalinya ngobrol dengan Asma dan Asma selalu sukses membedakan mana Nada dan mana Nida. Meski keduanya jelas persis sama. "Padahal kan jarang ketemu kita."

"Aku aja suka salah tebak ya," ucap Nadja dengan tawanya yang mirip Ben.

Asma hanya mengangkat bahu, seperti sang ibu dalam menanggapi pertanyaan yang tidak tahu mau dijawab apa.  Dan keempatnya pun beralih main congklak. Di sebelah mereka ada Zahra, Zeyara, Ukasyah, Utsman, dan Khadija yang bermain tajos.

"Ngga usah keren-keren yang penting jauh," kata Maryam setiap kali dia membentuk sesuatu dari tajosnya.

Jadi main tajos tuh gini; Tajos dirakit nanti dijadikan alat biar tajos nya bisa menggelinding jauh.

Di sudut lainnya, pemuda-pemuda Shalih Squad Senior sedang heboh membahas bisnis dan kegiatan. Plus rencana-rencana jalan bareng ke depannya. Duduk mengelilingi  Zidan, Khalila, dan Benzema yang asik main bersama.

Sedangkan Ubay, Hafshah, dan Khairul sejak tadi lari-larian saling kejar mengejar sekeliling ruangan. Lengkap dengan gelak tawa mereka.

"InsyaaAllah mau ke Semarang, Mas. Appa mau ke Masjid Agung Jawa Tengah," kata Hanifa seraya mengaduk sirup di dua wadah di hadapannya. Satu sirup leci, satu sirup cocopandan. Keduanya ditambah sari kelapa dan jeli. Enak deh.

"Wah enak dong, jalan-jalan," komentar Alif. Diambilnya satu nampan berisi satu wadah sirup leci.

"Mas Tedjo juga insyaaAllah ikut."

"Hah?"

"Iya, sekalian ajak jalan-jalan, sekalian Mas Tedjo bisa bantuin nyetir. Gantian sama Mas Hamzah. Mas Jafar belum bisa bawa mobil," jelas Hanifa. "Mungkin kalau Mas Alif ikut, dibolehkan."

Alif menangkapnya sebagai kalimat;
Mas Alif ikut dong, kan ngga seru kalau ngga ikut.

Dasar ganjen!

"Kan lumayan buat gantian nyetir?" sambung Hanifa.

Alif menghela napas pendek. "Gue ngga bisa nyetir, Han. SIM C aja ngga punya."

Hanifa hanya mengangguk. "Ya udah, ke depan yuk, Mas."

Kirain ke penghulu, Han...

Duh, Alif senang banget kalau dekat Hanifa. Anaknya kalem, tapi ngga pelit bicara kalau diajak ngomong. Nyambung, cerdas. Ngga heboh. Ngga kayak cewek cewek kebanyakan.

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang