111. Datang!

1.7K 285 65
                                    


nyengir mulu, tong!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nyengir mulu, tong!


Serial SHALIH SQUAD Jr. – 111. Datang!

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 13 Mei

-::-


Bahkan menyapu seluruh bagian rumah, adalah hal yang amat sangat menyenangkan hari ini. Padahal biasanya Zaid paling malas kalau urusan sapu-menyapu. Dia lebih suka pekerjaan yang basah-basahan. Kayak ngejemur pakaian tuh dia rela tuh. Atau ngepel, atau bersihin kaca jendela. Atau... nyuci motor.

Tapi kegiatan nyuci motor mungkin akan berkali lipat menyenangkan di hari-hari ke depannya, sebab motor yang dicuci sekarang adalah motor dengan kepemilikan atas namanya sendiri.

ZAID RAMADHAN, anaknya Bapak Shiddiq dan Ibu Nurul.

Iya, alasan kenapa Zaid senang menyapu rumah hari ini adalah, ketika dia pulang sekolah, BLACK ON BLACK IS IN DA HOUSE YO!

Motornya datang!

Motor berwarna hitam itu sudah bertengger di dalam ruang tamu di rumahnya. Menggeser dua kursi yang tadinya ada di sana. Ibunya bilang bahwa motor itu tiba pagi tadi sekitar jam sepuluh saat Zaid sedang bersekolah. Dan ibunya sengaja tidak memberi tahu Zaid perihal kedatangan motor tersebut, agar fokus putranya tidak terpecah gara-gara ingin pulang ke rumah.

Zaid juga sudah mengabarkan Paklik-nya; Mas Syawal bahwa motornya telah ada di rumah, dan Sywal berpesan agar Zaid menggunakan motor itu dengan sebaik-baiknya. Pesan Syawal juga; "Jangan diajak ke tempat maksiat, nanti mas bisa kena marah juga sama Allah."

Dan kata; "InsyaaAllah beres, Mas!" terdengar di lisan Zaid sebelum dia memutuskan sambungan telepon.

"Nyengir mulu, Id," kata Bapak Shiddiq. Sementara Ibu Nurul tertawa sembari menggeser gelas untuk mereka minum.

Makan malam bertiga memang selalu menyenangkan. Momen di mana Shiddiq sudah pulang dari bekerja, dan Nurul terbebas dari rutinitas bergelut dengan urusan rumah, juga Zaid yang harus isi amunisi sebelum bertempur dengan tugas sekolah.

Biasanya di meja makan akan lahir banyak cerita. Entah Zaid bercerita tentang sekolahnya, atau ibunya yang bercerita kabar tetangga, atau sang bapak yang menuturkan kejadian yang dialaminya sepanjang bekerja.

Apa saja.

Jadi meski masing-masing sibuk dengan urusannya dari pagi hingga sore, maka malamnya mereka selalu bercengkrama, bertukar cerita.

"Sepanjang jalan dari rumah ke masjid, masjid ke rumah, semua orang disapa, Buk," kata Bapak Shiddiq sembari menerima segelas air dari istrinya.

"Ya maklum, Pak. Namanya yang disayang ada di rumah," kata Ibu Nurul, melirik anaknya.

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang