129. Harusnya

1.8K 301 92
                                    

Serial SHALIH SQUAD Jr. - 129. Harusnya

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 7 Agustus

-::-

Tedjo setengah berlari mengejar langkah-langkah panjang Hamzah begitu mereka tiba di pelataran parkir mobil rumah sakit yang tidak jauh dari sekolah Hanifa. Ponsel Hamzah sejak tadi silih berganti menempel di telinga dan dilihat oleh Hamzah berkali-kali.

Hamzah berulang mencoba menghubungi Hanifa, tapi sambungannya tidak digubris.

"Assalamu'alaykum, Mbak," kata Tedjo pada seorang resepsionis yang berjaga di depan.

"Wa'alaykumussalam, iya, Pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya sama teman saya mau tanya, tadi ada siswa SMU ke sini? Namanya Hanifa, perempuan, pakai jilbab. Tingginya se-saya kalau ngga salah," kata Tedjo, sementara Hamzah masih berusaha menghubungi nomor telepon adiknya.

"Perempuan?" Resepsionis balik bertanya. "Kayaknya ngga ada..."

"Coba dinget lagi, Mbak, anak SMU---"

"Yang sama pacarnya yang kecelakaan?" tanya resepsionis tersebut.

"Hah?" Tedjo cengok. Seingat dia, tadi... "Zaid. Nama yang cowoknya Zaid."

Resepsionis mengetik sesuatu dan begitu layar komputer menampilkan data pasien yang baru masuk, dia mengangguk. "Zaid dan Hanifa ya?"

"Iya, itu, mereka di mana?" cecar Tedjo cepat.

Hamzah menghampiri Tedjo dengan kecemasan yang belum surut. "Ngga bisa ditelepon!" ucapnya, setengah gusar.

"Zaid sedang ditangani oleh dokter, dan Hanifa ada di ruang rawat anggrek di lantai 5," jelas resepsionis tersebut.

Tedjo menepuk pelan meja respsionis, "Makasih, Mbak!" katanya. Digamitnya tangan Hamzah untuk menuju lift.

"Di mana?" tanya Hamzah pada Tedjo. "Hanifa di mana? Beneran dia di sini?"

Tedjo mengangguk, kendati ada rasa berkecamuk dalam hatinya.

Pacarnya yang kecelakaan... Hanifa sama Zaid pacaran? pikir Tedjo.

"Hanifa di ruang rawat anggrek, lantai 5," jawab Tedjo. "Katanya ke sini bareng Zaid," sambungnya. "Zaid kecelakaan."

Lift kosong di depan mereka terbuka. Keduanya bergegas masuk dan Tedjo menekan angka lima.

"Zaid? Kecelakaan?" desis Hamzah. "Kenapa Zaid sama Hanifa? Mereka kecelakaan? Hanifa juga kecelakaan?"

Tedjo menggeleng dan angkat bahu. Tidak ada petunjuk sama sekali.

"Tadi cuma dibilang Zaid kecelakaan."

Pergerakan lift terhenti.

"Fa! Hanifa!" panggil Hamzah begitu pintu lift membuka di lantai tujuan mereka. Tedjo sampai kerepotan harus meminta Hamzah menahan emosinya demi menemukan Hanifa secepatnya.

Seorang sekuriti memberi tahu bahwa Hanifa memang ada di dalam ruang rawat anggrek. Dan Hamzah diwajibkan mengendalikan ketidaksabarannya jika memang ingin masuk ke sana.

Pintu ruang rawat dibukakan untuk mereka setelah Hamzah berzikir beberapa kali demi mendapatkan ketenangan.

Ruangan di balik pintu cukup terlihat ramai sebab di dalam bukan hanya ada pasien dan perawat, tapi juga keluarga pasien yang hadir untuk menjenguk dan sebagainya. Tedjo, yang masih memiliki ketenangan luar biasa, bertanya pada perawat yang berjaga perihal keberadaan Hanifa. Dan Hamzah berlari begitu perawat menyebut kamar rawat nomor 10 adalah tempat Hanifa beristirahat setelah diberi obat.

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang