190. Bikin Nangis

1.1K 119 20
                                    

Serial SHALIH SQUAD Jr. - 190. Bikin Nangis

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 15 Juni

Note : Kalau ada typo, mohon diinfo ^^

-::-

Kegiatan sekolah sudah bubar sejak sepuluh menit yang lalu, dan seorang perempuan terburu-buru memasuki gedung sekolah setelah memarkir motornya di tempat yang disediakan. Langkahnya menggegas menuju ruang kelas satu.

"Mamanya Umar! Tadi Umar nangisin Nabila!" kata satu orang bocah yang sudah menggendong ransel di punggungnya. Kepalanya yang mengenakan topi mendongak. Ibunya Umar mengenali bocah itu sebagai Ridwan, teman sekelas Umar, putranya.

"Hah?"

Diberi informasi demikian, Amma Queen kaget juga. Kok bisa-bisanya ada teman anaknya laporan bahwa anaknya membuat anak orang menangis? Perempuan pula.

Bocah yang melapor tadi berlalu, menghampiri ibunya sendiri yang sudah menjemput. Amma Queen melanjutkan langkahnya mendekat ke ruang kelas 1B, tempat Umar belajar.

"Amma!"

Umar menyapa riang dari tempat duduknya begitu dilihatnya sang ibu berada di pintu kelas. Segera diseretnya tas dari atas meja sebelum digendong juga di punggung, seperti teman-temannya yang lain. Bocah berusia enam tahun itu menghampiri gurunya yang duduk di balik meja di depan kelas, mencium tangannya dengan hormat, lalu berlari kecil menemui sang ibu.

"Umar," Amma Queen bersuara selagi tangannya dicium hormat juga oleh putranya. "Tadi katanya, Umar bikin Nabila nangis. Bener begitu?"

Ditanya demikian, Umar terdiam, lalu melirik ke ibu guru yang masih duduk untuk menunggui murid-murid lain yang belum dijemput, lalu melihat lagi pada ibunya.

"Iya?" tanya Amma Queen, makin cemas begitu melihat gelagat Umar yang sepertinya hendak mengiyakan, meski ragu.

"Assalamu'alaykum, Ibu," sapa ibu gurunya Umar yang diketahui Amma Queen bernama Nikmah.

"Wa'alaykumussalam, Bu Nikmah," balas Amma Queen. "Ini, Bu, tadi temennya Umar bilang, Umar bikin nangis Nabila. Bener ngga ya, Bu?"

Senyuman Bu Nikmah terlihat. "Iya, Bu, tadi Nabila nangis, katanya gara-gara Umar pukul dia. Nabila masih di ruang guru, nungguin ibunya belum jemput."

"Astaghfirullaah," desis Amma Queen. Ini laporan sungguh tidak menyenangkan, dan harus dibahas dengan suaminya nanti sore. Jadi, yang pertama kali Amma Queen lakukan adalah berjongkok, agar bicara sejajar dengan putranya. "Kok Nabila-nya dipukul? Mau cerita ke Amma?"

Umar kecil membuang pandangan, "Abisnya dia rese!"

"Rese kenapa?" tanya Amma lagi.

"Dia bilang, tulisan aku jelek. Kayak cakar bebek!" kata Umar cepat.

Amma Queen menahan tawa. Tidak baik tertawa di saat ada orang kesal di hadapan, terlebih orang itu adalah anaknya sendiri. Ya mau ketawa lah. Amma Queen paham betul tulisan putranya seperti apa.

"Tapi tetep ngga baik, pukul-pukul temen begitu," kata Amma Queen lagi. "Apalagi itu perempuan. Lebih ngga baik lagi. Kalau omongan orang lain bikin kesal, inget ngga Tetta bilang apa?"

Umar bungkam, meski benaknya mengiangkan nasihat sang ayah perihal memaafkan orang lain itu lebih utama, karena Allah suka hambaNya yang suka memaafkan. Nanti Allah ampuni juga hamba tersebut.

Tapi untuk anak usia enam tahunan seperti Umar, rasa kesal lebih meraja.

"Tapi Nabila bilang tulisan aku jelek, Amma!" Umar protes. "Tulisan dia aja ngga kebaca! Aku ngga pernah bilang tulisan dia jelek!"

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang