176. BTS

888 143 90
                                    

Serial SHALIH SQUAD Jr. – 176. BTS alias Back To School

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 29 Maret

Note : Kalau ada typo, mohon diinfo ^^

-::-

Dua bulan absen, pada akhirnya Jafar masuk sekolah lagi. Dia harus berjuang naik ke lantai dua untuk ikut belajar bersama teman sekelasnya yang lain. Tapi tidak masalah, berkah dari kebaikan Allah Azza wa Jalla melalui kecanggihan pelayanan kesehatan yang modern, kakinya berangsur mengalami kesembuhan yang signifikan. Dia sudah lumayan bisa berjalan ke sana kemari meski sesekali sebaiknya dibantu dengan tongkat Kruk di sisi kanan.

"Wehey, anak baru muka lama," komentar Dayat begitu melihat Jafar di antara siswa kelas tiga lainnya pada pagi ini. Tangan kanannya terangkat dan disambut Jafar dengan hangat.

"Ngga usah kangen dah. Soale gue kaga ada kangen-kangennya sama lu," ucap Jafar dengan tawanya.

"Hahaha, iya dah," sahut Dayat. "Dikangenin lapangan futsal lu sih, Jaf."

"Haha, ya sama kalau itu mah!"

Mereka berdua berjalan bersamaan ke ruang kelas mereka yang memang bersebelahan. Hadi, oknum yang menjegal Jafar sampai celaka begini, sedang sibuk dengan kawan-kawannya yang lain saat Jafar dan Dayat melintas.

"Jaf!" panggil Hadi.

"Oi."

"Udah sehat lu?" Hadi memerhatikan kaki Jafar yang sudah tidak dibalut kain, tapi masih dibantu tongkat untuk berjalan. Pelan, tonjokan ringan Hadi mendarat di bahu kiriJafar.

"Alhamdulillaah, bisa lah ngalahin lo 7-0," kata Jafar sekenanya. Mereka tertawa bersama.

"Hahaha, bisa, bisa..." Hadi menarik sudut bibir kanannya. "Ya dah, kapan-kapan sparing lagi kita."

Jafar mengacungkan jempolnya, "Sip!" sebelum pamit untuk ke kelasnya sendiri. "Lah, lo ngapain dah?" tanya Jafar pada Dayat yang rupanya masih mengekor. Kelas Dayat kan udah lewat tuh tadi.

"Nganterin elu ke kelas lah, bro," kata Dayat. "Kalau lo jatoh, gimana?"

"Yeileh, gua udah gede kale. Jatoh bisa bangun ndiri," gerutu Jafar.

"Ya udah seh, kelas kita kan tetanggaan!" jawab Dayat, ketus. "Eh, tadi lo ke sekolah dianter?"

"Iya, sama bokap," balas Jafar. Pintu kelas sudah di depan mata. "Nanti pulang ya naek taksi bareng Hanifa. Biar aman. Abisnya ngga ada yang bisa jemput."

Kelas riuh rendah begitu warga kelas tersebut melihat Jafar melewati ambang pintu. Siapa juga tahu, Jafar ini terkenal supel banget dan asik buat dijadikan teman. Makanya kejadian patah kaki yang dialami Jafar itu kuat dugaan memang kecelakaan tidak disengaja, karena ngga mungkin banget ada orang yang mau mencelakakan dia. Orang baik bukan main kan si Jafar tuh.

Dayat menahan dirinya untuk masuk ke dalam ruang kelas begitu melihat betapa antusiasnya orang-orang di sana. Jadi, dia menepuk lengan Jafar dan berkata.

"Nanti pulang biar bareng gue aja, Jaf," kata Dayat pelan. "Gue anterin."

"Hah?" Jafar cengok, bingung menangkap kalimat di antara riuhnya sambutan kawan sekelasnya dengan perkataan Dayat barusan.

"Nanti pas istirahat gue ke sini lagi deh," kata Dayat akhirnya.

"Tapi gue ngga turun, Day," balas Jafar. "Males turun naek kondisi begini."

"Ya udah, titip makan aja nanti gue beliin di kantin."

Dayat mengangkat tangannya sebelum berbalik dan bergegas menuju kelasnya sendiri. Dia melewati Wangsa yang tampak acak-acakan dengan seragamnya seperti biasa, dan pandangan mata ke kelas Jafar.

"Eh, Wangsa," Dayat menghentikan langkah, "Tugas Bu Anita dikumpulin hari ini."

Sepasang mata Wangsa bergerak melihat ke arah Dayat yang langsung berjengit. Sebagai ketua kelas, Dayat terus terang saja merasa terbebani harus mempunyai warga kelas seperti Wangsa ini. Dia gagal jadi ketua OSIS karena kelasnya adalah yang terburuk pada tahun lalu.

Tak mau ambil pusing, Dayat melengos dan memutuskan untuk menuju kursinya sendiri, meninggalkan Wangsa yang kini sibuk berbicara dengan Hadi. Vernon berlari dari kejauhan, membuat Wangsa dan Hadi terpaksa menyudahi obrolan mereka.

Hm, ngobrolin apa ya mereka berdua?

[]



btw, abis ini baca bab 4 di works HOPE ya, biar tahu dua curut itu ngomongin apaan .........


[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang