177. Dampak Buruk

956 144 96
                                    

Serial SHALIH SQUAD Jr. – 177. Dampak Buruk

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 30 Maret

Note : Kalau ada typo, mohon diinfo ^^

-::-

"Gue jadi ngga enak nih, Day," kata Jafar setelah dia dan Hanifa duduk di kursi tengah mobil Toyota All New Fortuner warna putih milik Dayat.

"Udah ke berapa kali abang lo ngomong begitu tuh, Han? Coba suruh jadi penyiar radio aja."

Balasan Dayat hanya membuat Jafar terkekeh pelan.

Sementara Hanifa, dia menyunggingkan senyuman dan berkata, "Makasih banyak ya, Dayat. Maaf ngerepotin gini..."

"Ah, ngga," Dayat melihat ke sopir pribadinya, "makasih sama Pak Sardi neh yang nyetir. Hehe..."

Dayat memang kaya raya, tapi dia merasa tidak perlu repot-repot ke sekolah bawa mobil. Cukup diantar jemput oleh sopir di rumahnya. Pak Sardi setelah mengantar Dayat ke sekolah, akan mengantar ayahnya Dayat ke kantor, lantas siang hari jam pulang sekolah dia akan jemput Dayat untuk antar ke rumah. Di kantor banyak sopir lain yang bisa menangani keperluan ayahnya Dayat semisal butuh diantar ke sana-sini. Nanti Pak Sardi akan kembali ke kantor setelah memastikan Dayat tiba di rumah dengan selamat.

Jafar langsung mengucapkan terima kasih pada Pak Sardi.

"Makasih nih, Pak, Dayat emang seneng maksa-maksa, haha," kata Jafar kemudian, yang langsung diiyakan oleh Pak Sardi

"Catetan yang gue titip ke Hanifa selama ini lo baca ngga?" tanya Dayat yang duduk di jok depan bagian penumpang. Hanifa duduk di belakang Dayat dan Jafar duduk di belakang sopir.

"Ya ampun dah, kan guru-guru ngirimnya via email tuh tugas-tugasnya," kata Jafar kemudian tertawa ketika dilihatnya Dayat menoleh dan meliriknya tajam. "Ya gue bacalah! Ngebantu banget itu. Nanti gue balikin kalau udah disalin."

"Ya sip kalau gitu, lumayan gue jadi nyalin ulang kan jadi inget," kata Dayat lagi. "Oh iya, lo istirahat beneran ngga bakalan ke kantin, Jaf? Sampe kapan bakalan bawa bekal begitu?" tanyanya.

Siang tadi, dua kali istirahat tapi Jafar benar-benar tidak turun ke kantin. Selain karena malas turun naik tangga, dia juga dibawain bekal oleh orang rumah biar ngga usah jajan. Dayat sih baik hati bawain jus mangga ke kelasnya Jafar. Dan akhirnya Dayat cuma makan cemilan sama jus jambu aja di kelas biar nemenin Jafar. Gimanapun, saat Jafar kecelakaan kan Dayat ada di lokasi, dan karena mereka juga lumayan dekat, jadi ya ngga apa-apalah, cuma makan seadanya pas istirahat, pikir Dayat saat itu.

"Sampe Hanifa bosen bikinin bekal, hahaha," jawab Jafar. "Dia nih yang repot sepagian."

Jafar menyenggol-nyenggol lengan adik perempuannya dengan telunjuk.

"Waaah, enak banget," kata Dayat dengan wajah cerah tanpa menoleh. "Masih bawain Zaid bekal, Han?"

Hening. Jafar melihat pada Hanifa yang melempar pandangan ke luar jendela.

"Iya, masih," sahut Hanifa pelan.

"But you're fine, right?" tanya Dayat yang lumayan paham kejadian apa yang terjadi pada Zaid dan Hanifa.

"Alhamdulillaah," kata Hanifa lagi.

"Day, please lah..." kata Jafar, memberi tanda agar pembahasan ini dihentikan.

"Oh, sori, sori, sori," kata Dayat cepat. Dia menoleh dan mendapati Hanifa melengkungkan senyum tipisnya. "Gue ngga maksud, Han. Jaf, sori, gue ngga maksud."

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang