Serial SHALIH SQUAD Jr. – 148. Melakukan yang Allah Suka
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 18 Desember
Note : Kalau ada typo, mohon diinfo ^^
-::-
Khalid masih berusia sembilan tahun, dan Khansa berusia tujuh tahun ketika mereka membawa satu tas berisi bahan pokok di tangan-tangan mereka. Papa mereka; Hamas Bin Haritsah juga menenteng dua tas yang sama. Satu di tangan kanan, satu di tangan kiri. Sementara ibu mereka; Fatima, menggendong Khadija yang masih berusia empat tahun.
"Assalamu'alaykum," sapa Khansa pada seorang pemulung yang duduk di dekat gerobaknya.
"Kumsalam," balas si ibu dengan pakaian kumalnya. "Wah, neng gelis..."
Bukannya mengulurkan tangan untuk agar dicium Khansa, ibu pemulung itu malah mengulurkan tangannya untuk mengambil tangan Khansa dan dicium dengan penuh hormat.
Fatima yang mengawasi kegiatan putrinya hanya tersenyum simpul.
"Ini buat ibu," kata Khansa, menyodorkan apa yang tadi ia bawa.
Satu tas berisi bahan pokok. Beras, minyak goreng, teh, gula, garam, mi instan, juga susu segar.
Tidak jauh dari tempat mereka, Hamas dan Khalid juga melakukan hal yang sama pada dua pemulung lainnya yang sedang beristirahat di dekat gerobak mereka.
Ini adalah rutinitas pekanan mereka di hari Jumat pagi. Hamas dan Fatima terbiasa menyumbangkan sebagian harta mereka untuk anak yatim dan orang kurang mampu. Hanya saja, ketika anak-anak mereka bertambah besar, mereka menambah kegiatan itu dengan cara terjun langsung ke lapangan, menyerahkan bantuan seperti yang mereka lakukan sekarang.
Fatima bilang, itu untuk mengajarkan rasa syukur di hati anak-anak mereka.
"Teteh tahu ngga, mereka ngga bisa makan enak kayak yang teteh makan setiap hari," kata Fatima pada Khansa yang dulu berusia lima tahun. "Bukan karena Allah jahat, bukan. Mereka memang rezekinya demikian. Nah, di kita ada rezeki yang banyak. Karena banyak begitu, harus kita bagi-bagi."
Penjelasan Fatima terurai sebab Khansa bertanya kenapa mereka harus melakukan hal itu di pagi-pagi buta begini.
"Ngga semua orang seberuntung kita," kata Fatima. "Makanya Teteh harus makan yang banyak ya? Makan apa yang udah disediain. Ngga nyia-nyiain makanan juga termasuk dalam rasa syukur," kata Fatima. "Dan teteh ngelakuin kebaikan ke mereka ini, kasih-kasih makan, bukan karena teteh yang hebat. Tapi Allah yang hebat. Allah yang kasih teteh paham, bahwa menolong orang itu baik. Berbuat baik itu disukai Allah. Dengan begini, sebenarnya teteh ngga cuma lagi nolong orang, tapi utamanya teteh nolong diri teteh sendiri. Kan ada di surat Al Israa ayat tujuh."
Mata Khansa mengerjap selagi sang ibu membacakan ayat yang dimaksud.
"Allah suka dengan hambaNya yang gemar membantu orang lain. Sering kasih-kasih kayak gini. Bagi-bagi rezeki. Bersyukur."
"Tapi, Ma, kalau kasih pinjam aja boleh ngga? Belbuat baik juga ngga?"
"Kasih pinjam juga termasuk berbuat baik. Misalnya kalau Teteh main bareng Humaira. Teteh pinjemin boneka teteh ke Mai, itu termasuk perbuatan baik. Mainnya sama-sama. Allah suka."
Allah suka.
Itu yang tertanam di benak Khansa. Sedikit demi sedikit.
Dalam perkara hidupnya, bagi Khansa adalah tentang melakukan apa saja yang Allah suka.
"Mama! Aa bisa bawa dua—ugh, berat!" kata si kecil Khalid yang rupanya sudah ke mobil lagi untuk mengambil tas-tas berisi sembako lainnya.
Fatima tertawa. Mengacungkan jempolnya.
"Hati-hati ya, A," pesan Fatima pada si sulung, lalu menoleh pada Khansa yang dadah-dadah dengan ibu pemulung tadi. "Yuk, teh, ambil lagi?"
Ada lumayan banyak pemulung berderet di trotoar ini di hari Jumat pagi usai Subuh seperti sekarang. Jumlahnya kian bertambah sebab sebagian dari mereka memberi informasi bahwa ada yang bagi-bagi sembako setiap hari Jumat. Tadinya hanya tiga, makin lama bertambah jadi tujuh, lalu sebelas, sekarang sampai dua puluh.
Dan uniknya, Fatima atau pun Hamas tidak pernah merasa terbebani dengan itu. Bagi mereka, kedua putra dan putrinya bisa belajar bagaimana mengucap syukur, itu sudah lebih dari cukup.
[]
*haduh, mau lah suami modelan Hamas. Diajak kepada kebaikan, mau mau aja T___T
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?