Serial SHALIH SQUAD Jr. – 107. Abis Magrib
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 2 Mei
-::-
Zaid membalas senyum jamaah lainnya ketika dia hendak menuju pintu keluar. Langkah kakinya lekas mengarah pada sandal yang tadi dia letakkan di rak sepatu dekat pilar masjid. Sepasang sandal itu terhempas begitu saja dan langsung membersamai Zaid untuk pulang kembali ke rumah setelah shalat berjamaah Magrib tadi.
Tapi sesuatu mengusiknya.
"Hanifa!"
Panggilan Zaid pada seorang gadis berseragam SMU yang bermotif sama dengan yang biasa Zaid kenakan di sekolah, membuat gadis berkerudung putih itu mendongak. Kegiatannya mengambil sesuatu terhenti. Berganti dengan lambaian tangan diiringi senyuman.
"Lo di sini, Han?" tanya Zaid yang kini menghampiri Hanifa dengan perlahan.
Wajar sih Zaid bertanya demikian, sebab ini adalah masjid yang berada di dekat tempat tinggal Zaid, yang suara ngaji-ngajinya aja bakalan terdengar setiap menjelang Magrib.
Hanifa bangkit dari duduknya dan mengangguk.
"Iya, abis dari rumah Jasmin," kata Hanifa. "Zaid ngapain di sini?"
"Rumah Jasmin? Dia bukannya rumahnya di komplek sana?" tanya Zaid dengan tangan menunjuk ke satu arah. "Lah, gue mah ya shalat lah. Kan rumah gue deket sini."
"Oh, gitu. Iya nih, tadi abis dari sana ngerjain some works," sahut Hanifa.
"Ini mau pulang? Sama siapa? Juan?" tanya Zaid. "Atau dijemput siapa?"
Maklum, soalnya kan Jafar lagi sakit kakinya dan masih belum masuk sekolah juga. Kemungkinan besar bukan dijemput Jafar.
"Ngangkot," jawab Hanifa. "Tapi mau makan bakso dulu yang di sana, tadi pas mau ke rumah Jasmin lewatin."
"Bakso yang di depan itu? Jangan di sana," kata Zaid. "Deket rumah gue aja, murah, enak, dijamin halal. Bakso yang lo maksud itu rame banget. Lagian ngga gitu enak," ucapnya. "Lo gue anterin aja deh, gimana?"
Hanifa refleks menolak.
"Ngga usah, Id. Aku biar ngangkot aja, Atau nanti ngojek."
"Udah, ngga apa-apa," kata Zaid. "Ke rumah gue dulu, ambil motor. Eh, atau beli bakso dulu, nanti makan di rumah sekalian bareng Ibu. Gue anter lo pulang, sekalian lihat keadaannya Jafar," ucapnya. "Bentar."
Zaid mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Assalamu'alaykum, mabradaaah! Apa kabar, haha, iya sik entar gue baca chatnya," kata Zaid dengan ponsel di telinga. "Ini, Jaf, Hanifa lagi sama gue, abis dari rumah Jasmin katanya. Ketemu gue abis shalat Magrib. Gue anterin dia pulang yak?"
Zaid bicara lagi beberapa lama, sampai ponsel itu terulur pada Hanifa.
"Nih, Han, ngomong dah sama Jafar, kata dia biar gue anter lo pulang aja."
Hanifa berpikir sebentar sebelum mengambil ponsel tersebut.
"Iya, Mas?" ucap Hanifa begitu ponselnya sudah di tangan. "Iya, kalau gitu. Iya, Mas. Iya."
Senyuman di wajah Zaid mulai terlihat melebar. "Apa katanya?"
"Aku pulang sama Zaid aja, beneran ngga ngerepotin?"
"Ya ngga lah. Kan sekalian."
Hanifa mengangguk. "Ya udah. Rumah Zaid jauh ngga?"
"Ngga, tuh deket situ," Zaid menunjuk gang dekat masjid. "Baksonya di gang situ juga. Enak deh, gue biasa makan dua porsi, haha. Lo laper banget ngga, Han? Eh, atau puasa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?