Serial SHALIH SQUAD Jr. – 146. Ganteng Kok
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 24 November
-::-
Suasana di tepian lapangan futsal yang baru mereka gunakan, terdengar riuh. Sekelompok pemuda sedang melepas penat usai melatih fisik dengan tanding sederhana, beberapa saat lalu.
Bilal asik bercerita peristiwa assist yang dia berikan untuk Khalid tadi. Sedangkan Uwais dan Zaid sibuk berkata Khalid sebaiknya tetap jadi kiper, karena gol yang tadi itu cuma keberuntungan.
"Za, bagi biskuit," kata Jafar pada adik perempuannya yang duduk di sebelah sana, barengan adik-adik yang lainnya.
Hari ini mereka memang main futsal ditonton oleh adik-adik perempuan mereka yang satu sekolah. Bilal ajak Nafisa, Khalid ajak Khansa, Jafar ajak Hafiza, Umar ajak Uthi, dan Uwais ajak Humaira. Kecuali Ali yang ngga ajak adiknya karena Amira diajak ke salon.
Zaid, Gaza, Lucas, dan Ayyas, juga ikut main bareng.
Sampai kemudian, Umar bersuara, bertanya pada Hafiza, Adik perempuan dari Jafar, cowok yang kini dirangkul Umar dengan akrab.
"Za, gue sama Jafar, gantengan mana?"
Uwais yang lebih dulu tertawa. "Naon sih, kasep? Ada aja pertanyaannya."
"Gue nanya Hafiza, bukan antum," balas Umar, keki. Masalahnya, kan kata Uthi, gantengan Uwais daripada dia.
"Puang masih aja, haha," timpal Uthi, ketawa sambil makan keripik. "Ganteng Puang Jafar lah."
Umar melirik adiknya dengan sadis. "Ku tidak peduli..." ucapnya dengan senyum sinis.
Uthi menjawab, "Biarin, kuhanya berpendapat, hehe..."
Sementara Uwais cengir-cengir. Tengkuknya mendadak gatal hingga tangannya otomatis menggaruk belakang lehernya. Kikuk.
"Ganteng gua ya, Za," celetuk Lucas. Ngga malu-malu dia mah kalau soal Ganteng. Dan dorongan pelan di pundaknya oleh Gaza, membuat Lucas terbahak.
"Udah, jangan dijawab, Za," kata Jafar. "Dunia juga tauk ya kan..."
Jafar menepuk dadanya. Jemawa.
"Gantengan Mas Zaid, hehe," kata Hafiza kemudian. Jawabannya bikin Zaid noleh dan Umar langsung manyun.
"Astaghfirullaah," kata Umar. "Zaid ganteng dari mana dah, Hafiza..."
"Ganteng dong, kan hafal 30 juz," tukas Khansa.
Ali dan Bilal saling lirik setelah mendengar pernyataan menusuk barusan.
"Wah, iya juga," kata Jafar. "Bor, semangat!"
Jafar menepuk punggung Umar yang mukanya masih aja lesu.
"Wah, Zaid mantap nih," kata Ayyas. "Kasih tahu resepnya gimana bisa hafal 30 juz..."
"Biar lo disebut ganteng juga, Yas?" serobot Bilal.
Ayyas cuma tertawa.
"A Ayyas juga Ganteng," suara Khansa terdengar lagi. "Udah 29 juz kata Ammi Hana..."
Bilal ingin rasanya berkata; Udah kek, Sa, diem aja diem...
Tapi tak kuasa.
Sementara Ali cuma menghela napas. Sebab dia baru hafal setengahnya.
"Kadang kita lihat sodara sendiri ngga lebih oke dari orang lain ya," komentar Gaza. "Kayak aku lihat mbak-ku, kayaknya ngga cantik gimana gitu, ngga kayak mbak-nya orang lain hehe."
"Ah, ngga juga," kata Hafiza. "Bagi aku, Unifa paling cantik."
"Yeuh, iya dah, iya," kata Khalid, merespons kalimat Hafiza. "Bagi Khansa juga, yang ganteng cuma Muhammad Abrisam Khalid. Ya kan, Sa?"
Khansa tertawa. "Iya atuh, A."
"Ah curang nih, gue kan lagi ngga ajak Amira," gerutu Ali.
"Gaza coba deh tanya Mbak Ulya, dia pasti bilang kamu handsome," kata Nafisa, lalu menyeruput yoghurtnya.
"Kata Mbak Ulya juga gue Ganteng, Naf. Hehe," timpal Lucas.
Gaza yang sedang berbincang dengan Ayyas, hanya tertawa kecil.
Dan Umar yang ngemil kacang telur dengan muka masam akhirnya bersuara lagi, "Jadi, ngga ada yang bilang gue Ganteng nih?"
"A Umar Ganteng kok!" ucap Humaira kemudian, setelah cekikikan bareng Khansa.
Meski begitu, Umar semringah juga.
"Tapi lihatnya dari atas monas, pake sedotan," lanjut Humaira, kemudian kembali mengikik bareng Khansa, Uthi, Nafisa, dan Hafiza.
Umar cuma bisa menghela napas pendek.
"Sedotannya, plastik atau stainless nih, Mai?" tanya Uthi, masih asik ngikik juga.
"Stainless, Thi, biar go green, hihihi..."
Tawa para adik-adik itu bikin Umar jadi sewot aja.
"Woi, please lah..."
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?