Serial SHALIH SQUAD Jr. - 55. Ada Black Forest
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2017, 25 Oktober
-::-
Pintu kiri depan Mazda CX5 itu terbuka bersamaan dengan dua pintu di bagian tengah. Nafisa turun dari mobil, diikuti Khansa dan Uthi. Bilal memilih bertahan di balik kemudi.
"Makasi ya, Daeng..." kata Uthi dengan lesu, sebelum menutup pintu.
"Never mind, Thi," balas Bilal. Dia melihat Khansa mengitari mobil agar bisa mengantar Uthi ke dalam rumah. Dan Bilal sempat melihat adik perempuannya memeluk Uthi sebelum mereka memencet bel.
Ibunya Uthi yang membukakan pintu, menyambut dengan senyum hangat.
"Iya, Ammah... Aku ngantuk juga sih, jadi pulang cepet." Nafisa mencoba memberi alasan. Dia mendapati Uthi menyunggingkan senyum terima kasih.
"Kalian---oh sama Bilal?" tanya Queen, ibunya Uthi.
Khansa mengangguk. "Iya, Ammah... afwan ngga mampir ya. A Bilal harus antar aku, hehe..."
Queen tersenyum lagi. "Iya kalau gitu. Salam ya buat Abi sama Ummi-nya Nafisa, dan Papa Mama-nya Khansa."
"Iya, Ammah..."
Nafisa dan Khansa memeluk Uthi lagi sebelum mereka mengucap salam dan berpisah. Kemudian keduanya bergegas masuk ke dalam mobil.
Rumah Nafisa dan Bilal tidak terlalu jauh dari rumah Uthi. Biasa juga mereka berjalan kaki kalau ingin main ke rumah Uthi. Jadi belum ada berapa menit, Mazda Biante itu berhenti lagi.
"Sa, beneran ngga mau nginep?" tanya Nafisa sembari menoleh ke belakang, di mana Khansa duduk.
"Iya, nanti nginepnya kapan-kapan ya khayran insyaaAllah, diatur..." Khansa nyengir.
Nafisa mengangguk, lalu beralih pada kakak lelakinya. "Mas Bil ngga capek?" tanyanya.
"Ngga kok."
"Eh iya, kalau A Bilal capek, ngga apa apa nanti aku telepon Papa, minta jemput..." Khansa menimpali.
"Ngga, Sa..."
"Serius?" cecar Nafisa. Matanya menyipit. "Ini berapa?" Nafisa mengacungkan jari telunjuknya.
"Apaan si, Naf? Mas ngga capek. Masih bisa fokus..."
"Udah, jawab aja sih, Mas!" Nafisa heboh. Khansa ngikik di tempat.
"Satu." Bilal mulai tengsin.
"Ini?" Tiga jari Nafisa teracung.
"Nafisa, Nadja, Benzema," Bilal ngabsen. "Three of you. Happy?"
Nafisa melebarkan senyumnya. "Okay! Hati-hati bawa mobilnya!" katanya dengan ceria.
Pintu kiri depan dan tengah terbuka. Nafisa turun bersama Khansa.
"Afwan ya, Sa, aku turun duluan. Ngantuk," kata Nafisa pada Khansa.
"Iya ngga apa-apa. Met tidur ya. Jangan lupa wudhu."
Khansa melambaikan tangan sebelum menutup pintu mobil kiri depan. Kemudian memasang sabuk pengaman begitu Mazda CX5 itu melaju.
"Kalau capek, tidur aja, Sa," kata Bilal. "Nanti dibangunin kalau udah sampe."
"Aku ngga ngantuk sih, A. Sama sekali. Seriusan," Khansa merapikan khimarnya. "Makanya tadi aku bilang ngga apa-apa pulang bareng A Hamzah."
"Oh. Hehehe..."
Bilal mendadak diserang awkward moment. Dia bingung mau bahas apa.
"A Khalid nginep di rumah A Uwais ya?"
"Iya, kayak yang tadi gue bilang..."
"Iya, nih. Mereka update IG."
Bilal tertawa. "Wah reseh..."
Khansa nyengir. "Baper ya, A?"
Lebih baper berduaan gini sama lo, Sa.
Bilal mencengkeram kemudi kuat-kuat.
Astaghfirullaah. Astaghfirullaah. Astaghfirullaah.
"A Zaid juga baper. Marah marah di kolom komen," sambung Khansa, kemudian tertawa tertahan. Matanya terpancang ke layar ponsel.
Bilal membalas dengan tawa yang terdengar kering.
"Temen kelas aku ada yang follow IG semua Shalih Squad lho, A. Sampe IG A Alif sama A Johnny juga. Terus dia tanya, itu beneran A Johnny anggota Shalih Squad?"
"Kan emang bukan?"
"Iya, emang bukan. Tapi ngga ngerti tuh difollow aja..."
Keduanya tertawa. Bilal mengklakson pengendara motor yang belok kiri tanpa sein.
"Ketahuan ya, di kelas ngeghibahin shalih squad?" tebak Bilal. Senang punya bahan obrolan.
"Ah ngga juga. Kebanyakan emang mau follow IG A Bilal dan yang lain aja. Tapi bete katanya ngga difollow balik."
Keduanya tertawa lagi.
"Oh iya. Ada yang ngefans sama A Bilal lho... Ciye ciye..." ledek Khansa, lalu mengikik pelan.
"Bilangin, Sa..." balas Bilal. Tapi cengirannya masih kentara. "Ngefans sama RasulAllah Shallallahu 'Alayhi Wasallam aja. Berfaedah gitu."
Khansa tertawa. "Oh iya ya. Nanti aku bilangin. InsyaaAllah."
Dan detik berikutnya, Mazda CX5 itu hening lagi.
"Kamu ngga sekelas sama Nafisa sih ya?" suara Bilal terdengar lagi.
"Uthi yang sekelas."
"Iya, mau kepo. Dia ada lagi naksir cowok ngga, gitu..."
Bilal memutar kemudi, berbelok ke kanan, masuk komplek perumahan tempat Khansa tinggal. Bilal sudah hafal, tentu saja. Kan sering ke sini.
"Ngga tahu kalau itu," Khansa mengunci informasi rapat-rapat. Ngga mungkin kan dia bilang ke Bilal kalau Nafisa suka salting tiap ketemu Gaza?
"Oh." Bilal merespons singkat. "Kalau kamu?"
"Hah?"
Mata Bilal spontan membeliak. Dalam hati merutuki lisannya yang seenaknya bertanya hal-hal seperti itu.
"Eh, maksudnya rumah kamu udah kelihatan tuh."
Bilal menjawab dengan kikuk. Panas dingin menerjangnya. Dia menghentikan laju mobil tepat di depan gerbang tinggi. Seorang sekuriti tergopoh-gopoh membuka pintu gerbang hingga roda-roda Mazda CX5 itu kembali berputar.
"Mama belum tidur ya? Aku udah sampe, dianterin A Bilal..." kata Khansa pada ponsel pintarnya. Ada sang Ibu; Fatima, di seberang sana sedang bicara. "Iya. Ngga ngerepotin kok katanya..."
Khansa turun begitu mobil yang ditumpanginya berhenti di depan pintu depan. Bilal mengekor setelahnya. Pintu itu terbuka dan ada Fatima di sana.
"Wa'alaykumussalaam warahmatullaah," ucap Fatima, membalas kalimat salam dari Khansa dan Bilal. Dibiarkannya Khansa mencium tangannya seperti biasa. "Mama kira pulang dianterin Hamzah?"
"Iya, Bilal yang anter, Ammah," kata Bilal, nyengir senang. "Masih sore kan..."
"Tuh kan ngga ngerepotin..." Khansa berkata, meluruskan kekhawatiran ibunya tentang repot-merepotkan dalam antar-mengantar malam ini.
"Masuk dulu, Bilal. Pas banget Ammah baru bikin black forest," kata Fatima.
Wajah Khansa langsung cerah. "Wah, A Bilal pasti ngga nolak, Ma. Black forest gitu..." Khansa tertawa, "Yuk masuk, A..." ajaknya, lalu melangkah memasuki rumah.
Dan dalam hati, Bilal bersyukur ada black forest di rumah Khansa.
[][][]
Ah bisaan aje neh bocah suhongong XD
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?