115. Ketika Hanifa Diganggu

2.1K 310 123
                                    

Serial SHALIH SQUAD Jr. – 115. Ketika Hanifa Diganggu

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 16 Mei

-::-

Hanifa sudah tiba di gerbang sekolah yang lumayan sepi saat Bayu menyapanya dengan motor CBR miliknya.

"Bareng sampe depan ngga, Han?" tanya Bayu di balik helmnya. Hanya matanya yang terlihat.

"Ngga usah, Bay. Aku jalan aja," kata Hanifa dengan senyum ramahnya. Dia pulang terlambat lagi hari ini karena harus menyerahkan artikel untuk majalah digital pekan ini. Bersama Shiren, Hanifa membahas pencocokan materi keseluruhan majalah. Shiren sendiri masih ada di ruang OSIS sampai menjelang jam lima nanti. 

"Gue anter sampe rumah deh?" ajak Bayu, berbaik hati.

"Ngga usah, aku naik angkot aja," kata Hanifa lagi. "Kamu duluan aja, Bay. Beneran, ngga apa-apa."

Ya Hanifa males juga naik motor cowok yang duduknya ngga nyaman gitu. Dia mendingan jalan kaki sampai halte. Toh bakda Asar ini cuaca tidak terlalu terik.

"Ya udah, gue duluan ya. Lo hati-hati, Han," ucap Bayu, "assalamu'alaykum."

Laju motor Bayu kian jauh usai Hanifa menjawab salamnya barusan. Semilir angin di jam empat sore terasa menyejukkan wajah Hanifa yang ingin lekas pulang. Perutnya lumayan terasa sakit sebab ini hari pertama dia haid. Dan berharap semoga jalan kaki bisa membuatnya agak enakan.

Sudah nyaris empat pekan Jafar tidak masuk sekolah. Kakinya masih belum bisa diajak ke sana ke sini. Bisa jalan jika menggunakan tongkat, tapi kadang rasa nyeri akan menghajarnya amat sangat luar biasa. Jadi Jafar menolak untuk kembali beraktifitas di sekolah untuk semnetara waktu. Toh pihak sekolah memberikan kelonggaran dan berjanji untuk membuat Jafar mengejar ketertinggalannya begitu Jafar siap untuk belajar lagi.

Hanifa melangkah santai sembari sesekali menyenandungkan shalawat di sepanjang jalan. Rumah-rumah yang ia lewati terlihat sepi seolah tak berpenghuni. Mungkin mereka ada di dalam, jarang bersosialisasi. Tapi bagi Hanifa, yang sudah sering lewat sini selama hampir dua tahun ini, jalanan menuju sekolahnya ini tergolong aman. Udaranya juga bersih karena banyak sekali pepohonan ditanam di sini.

Sampai kemudian Hanifa merasakan kecemasan melingkupinya secara tiba-tiba. Dia menoleh ke samping, menemukan satu mobil Jaguar F-Pace SUV berjalan perlahan di sisi kanannya.

"Hanifa! Lo baru pulang?" sapa seseorang yang ada di balik kemudinya.

Langkah Hanifa spontan terhenti. Degup di dadanya kian tidak terkendali. Dia menoleh, sekolahnya sudah cukup jauh untuk dia berbalik.

"Hei, gue mau ke rumah lo. Bareng aja, Han," ajak Wangsa dengan nada ramah. "Lo kenapa sih? Ngga boleh banget ya gue ke rumah lo? Kan gue mau jenguk abang lo. Dia kan temen gue..."

Hanifa tidak menyahut. Kakinya melangkah tanpa disuruh. Apa sebaiknya dia lari?

Terlambat.

Mobil SUV itu berbelok, menghadang jalan Hanifa, membuat Hanifa harus berputar jika ingin menghindari mobil ini dan melanjutkan perjalanan. Dia menoleh, menatap Wangsa melalui jendela mobil yang terbuka.

Tidak, dia tidak boleh terlihat takut.

"Saya bisa pulang sendiri," kata Hanifa. "Mobilnya tolong geser dikit, Wangsa, saya mau lewat."

Senyum Wangsa melebar seperti cengiran ketika didengarnya gadis yang dia puja menyebut namanya.

"Naik," ucap Wangsa, terdengar seperti perintah. "Gue anter lo ke rumah."

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang