Serial SHALIH SQUAD Jr. – 65. Jannatul Hawra
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2017, 11 Desember
-::-
Khalid menghentikan laju kendaraan yang dia kendarai saat ini. Toyota Alphard itu mundur perlahan, kemudian berhenti total setelah Khalid mematikan mesinnya.
Papa Hamas melepas sabuk pengaman, diikuti dengan pintu mobil bagian tengah terbuka. Mama Fatima keluar bersama Khalila dan Khairul. Khansa dan Khadija keluar setelahnya.
Khalid sendiri melepas sabuk pengaman begitu mobil telah kosong.
Tujuh anggota keluarga itu disambut oleh seorang perempuan. Hamas menyunggingkan senyum ketika wanita itu menangkupkan tangannya. Kemudian Fatima menyapanya dengan salam cipika-cipiki. Sedangkan Khadija, Khansa, dan Khalila mencium dengan hormat wanita tersebut.
Namanya Ibu Wati, berusia sekitar 45 tahun, dan dia adalah Pengurus sekaligus Penanggung Jawab atas aktifitas yang dilakukan di Rumah Quran yang diidekan oleh Fatima.
Rumah Quran ini tujuannya adalah untuk menggelar majelis ilmu. Setiap hari selalu ada kajian, dan ada beberapa orang yang tinggal di rumah ini. Bermukim untuk sekaligus belajar Quran. Usia mereka beragam. Tapi dari 10 orang yang diketahui Fatima bahwa mereka akan bermukim di sini, rentang usia mereka sekitar 17-30 tahun. Dan ke semuanya perempuan.
Bersebab rumah berada di dalam Kompleks Perumahan yang cukup bonafit, dan terletak dekat dengan pos satpam, maka ketidakberadaan lelaki di dalam rumah tentu tidak jadi masalah.
Ini Rumah Quran ke lima yang dimiliki Hamas dan Fatima. Dua di antaranya berada di Bandung, dan dua lagi berada di Bogor.
"Tafadhal, ayo masuk, semuanya..." Ibu Wati mempersilakan seluruhnya masuk.
Hari ini adalah Peresmian Rumah Quran, itulah mengapa Fatima datang sekeluarga ke sini. Akan ada sedikit acara di rumah ini nantinya.
Ibu Wati adalah seorang single parent. Bertindak sebagai Pengelola, Ibu Wati juga bertindak sebagai pengajar dan pemberi materi ceramah-ceramah yang akan digelar.
Khalid, Khansa, dan tiga adiknya juga baru pertama kali ke sini. Mama mereka sudah beberapa kali untuk melihat progress pembangunan rumah tiga tingkat tersebut. Ditemani Papa mereka, tentu saja.
"Ini sepuluh orang yang akan tinggal di sini, Ibu Fatima," kata Ibu Wati, merujuk pada sepuluh perempuan yang duduk di atas karpet tebal, di satu ruangan tempat mereka berkumpul kini.
Fatima mengembangkan senyum pada mereka semua. "MasyaaAllah, ini kuliah atau bekerja semuanya?"
"Ada yang kuliah, ada yang bekerja, Ibu," sahut Ibu Wati.
Khansa melebarkan senyuman seraya melambaikan tangannya pada satu orang yang melakukan hal serupa dengannya. Khansa tidak tahu itu siapa, hanya saja cerah ceria dari gadis yang kelihatannya seumuran dengan Khansa itu membuat Khansa merasa senang mendapati senyumannya.
Ibu Wati mempekenalkan keluarga Fatima pada 10 orang tersebut, dan mempekenalkan 10 orang itu pada keluarga pemilik Rumah Quran. Mumpung belum ada tetamu yang berdatangan. Sebab hari masih jam setengah delapan sedangkan acara diinformasikan akan dimulai jam setengah sepuluh.
"Yang itu anak bungsu saya. Anak nomor empat," kata Ibu Wati, menunjuk gadis terakhir yang ia perkenalkan.
Gadis berjilbab kelabu yang sejak tadi tersenyum ramah pada Khansa beberapa saat lalu.
"Oh, iya, yang pernah Bu Wati ceritakan waktu itu," Fatima membalas dengan senyum hangat. "Masih sekolah kan ya?"
"Iya, sekarang SMU kelas dua..."
"Oh, sama dengan Khalid..." kata Fatima.
"Na'am, Bu Fatima. Alhamdulillaah sekolahnya ndak jauh dari sini, jadi bisa ikut mukim bareng saya," sahut Bu Wati.
"Namanya siapa atuh ya? Afwan saya lupa..." Fatima bertanya.
"Hawra. Namanya Jannatul Hawra."
Khansa melebarkan senyuman lagi dengan tangan yang bergerak senang. sedangkan Khalid yang tadi sibuk dengan gadget-nya, menghentikan aktifitas jemarinya.
Telinganya berdenging.
Hawra?
Rasanya dia pernah dengar nama itu.
[]
Ini dia Hawra
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?