Serial SHALIH SQUAD Jr. – 184. Dijenguk Sohib
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2020, 17 April
Note : Kalau ada typo, mohon diinfo ^^
-::-
Nyaris sepekan di rumah sakit, Zaid sudah boleh pulang ke rumah. Atas izin Allah melalui bantuan dokter dan kecanggihan perawatan modern, membuat luka-luka dan nyeri di tubuhnya kian melenyap. Tapi tetap saja Zaid harus dirawat di rumah dan dilarang untuk beraktifitas yang berat-berat. Maka, di rumah dia mulai masuk keanggotaan kaum rebahan.
Jafar, selaku sahabat baiknya, berinisiatif untuk menjenguk Zaid di rumah. Jafar juga sudah jauh lebih baik. Dia bisa berjalan meski perlahan dan dibantu dengan kruk. Tapi itu adalah peningkatan yang bagus untuk perkembangan atas cedera kakinya.
Diantar ayahnya, Jafar tiba di rumah Zaid. Disambut dengan senyum hangat kedua orangtua Zaid yang sudah mengetahui perihal kedatangan mereka.
Zaid sedang berbaring di kasurnya dengan dua earphone tersangkut di kedua telinga ketika dia menyadari pintu kamarnya dibuka oleh sang ibu. Senyum Zaid merekah begitu melihat Jafar yang berterima kasih pada Ibu Nurul karena sudah mengantarnya ke kamar sahabatnya itu.
"Assalamu'alaykum!" sapa Zaid dengan wajah ceria. Dilepasnya earphone yang sejak tadi menemaninya mengulang hafalan di juz 30. Dia mengulurkan tangan, mengajak Jafar untuk menjabatnya.
"Wa'alaykumussalam!" balas Jafar, tak kalah ceria.
Sebagai dua orang yang berteman sejak kecil, Jafar dan Zaid kadang tak habis pikir, kenapa mereka bisa satu nasib begini? Jafar cedera kaki dan dia bersyukur Zaid yang paling cepat geraknya untuk menyelamatkannya dari rasa nyeri hebat kala itu. Dan kini Zaid mendapat musibah, lantas Hanifa yang membawa Zaid ke rumah sakit. Zaid bilang, kalau ngga ada Hanifa, dia pasti ngga jelas gimana kabarnya.
Tapi meskipun begitu, Jafar menjenguk sahabatnya bukan sekadar menjenguk. Dia masih berusaha mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi.
"Sehat lo?" tanya Jafar begitu dia duduk di satu kursi yang disediakan Ibu Nurul tadi.
"Alhamdulillaah, masih hidup, Jaf!" kata Zaid. Tangan kanannya dia letakkan di dada, senyumannya masih lebar. "Cuma bosen, rebahan mulu."
"Kangen jualan somay ya lo?" Jafar tertawa. Zaid juga, meski harus merasakan beberapa bagian tubuhnya nyeri tiap kali dia tertawa.
"Kangen jamaah di masjid."
"Hm, paham... Gue juga pas bedrest kemaren. Kaga enak banget yak!"
Jafar nyemilin anggur yang ada di meja dekat tempat tidur. Dia mah makan ya makan aja. Ngga usah ditawarin dulu. Namanya juga di rumah sohib sendiri.
"Enak rebahannya, ngga enak pas masuk waktu shalat aja."
"Dasar lu."
"Hahaha..." Zaid tertawa. "Ke sini dianter siapa? Jadi sama bokap lo?"
"Iya tuh, lagi ngobrol sama bokap lo di depan," Jafar menggerakkan dagunya ke arah pintu. "Obrolan bapak-bapak, kaga usah ikutan lah. Hahaha..."
Zaid menarik sudut bibir kirinya, "Beneran ngga bakalan dibawa ke polisi kan ya masalah ini, Jaf?" tanyanya dengan wajah cemas. Teringat obrolannya dengan Hanifa waktu di rumah sakit. "Gue deg-degan tiap orangtua ngobrol."
"Ngga sih kayaknya mah," ucap Jafar sambil mengunyah buah anggur hijau yang baru masuk ke mulutnya. "Hanifa aja masih susah ditanya-tanya."
Zaid langsung pasang mata, "Eh, Hanifa masih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
EspiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?