Serial SHALIH SQUAD Jr. – 98. Jawab Pertanyaan
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 13 April
- : : -
Kahfi mulai pusing melihat tingkah Hamzah yang berusia tujuh tahun dan Jafar yang berusia lima tahun, yang sejak tadi bercanda, berlarian melewati para jamaah yang tengah menyimak pembahasan pemateri kajian di depan.
"Hamzah, Jafar," panggil Kahfi pada kedua anaknya. Dia melepas senyum tak enak hati pada jamaah yang mungkin terganggu dengan tingkah polah dua putranya itu. "Hei, hei, sini duduk deket Appa. Jangan bercanda terus. Dengerin tuh ustadz ngomong apa."
"Itu hyung kejar-kejar Jafar, Appa," rajuk Jafar, memeluk punggung ayahnya dengan serta merta. Hamzah menarik tangan adiknya, mengajaknya bermain lagi.
"Hamzah, Hamzah," panggil Kahfi, menggenggam tangan putranya yang masih menarik tangan Jafar. "Listen," kata Kahfi lagi. "Kita ke sini kan mau kajian. Inget ngga tadi Umma bilang apa?"
Hamzah diam. Teringat pesan sang ibu ketika di rumah tadi.
Jangan lari-lari, jangan ketawa keras-keras, jangan nangis, jangan minta jajan, jangan bikin adiknya nangis. Itu rumah Allah, harus dihormati. Anak shalih, arrasseo?
Yang kena wejangan tentu hanya Hamzah, Jafar, dan Hanifa. Sebab Hafiza masih berusia dua tahun kala itu.
Hamzah is the captain today, kata Hanun, jadi Hamzah harus pimpin adik-adiknya jadi anak yang baik. Arro? Anak shalih-nya Umma, paham ya? Oke, lets go!
Dan anggukan Hamzah menjadi tanda bahwa mereka bisa mulai berangkat kajian.
Bagi Hanun sendiri, pergi kajian itu berasa pergi wisata. Iya sih, wisata hati. Hanun dari sebelum menikah kan suka hadir kajian. Bertemu dan menikah dengan Kahfi yang ternyata juga suka hadir kajian itu rasanya kayak dikasih bonus berlipat ganda deh. Sampai punya anak juga masih senang hadir kajian langsung ke masjidnya. Begitu aja mereka bahagia.
Tapi, sejak punya anak empat yang makin hari makin aktif, hadir kajian di masjid menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Biasanya, Hanun dan Kahfi membagi tanggung jawab atas masing-masing dua orang anak mereka. Kahfi pegang yang laki-laki, sedang Hanun pegang yang perempuan.
Masalahnya, dua bocah laki-laki ini agak bebas jika dengan ayahnya. Beda jika dengan ibunya. Buktinya, kajian sedang berlangsung, mereka mulai bercanda. Mungkin jenuh dengan bahasan yang belum bisa mereka pahami.
"Haus, Appa," kata Jafar, mengambil tas ayahnya dan mengeluarkan botol minum warna oranye. Dia membuka tutup botolnya dan langsung menenggaknya begitu saja.
Iseng, Hamzah mendorong botol minum tersebut hingga isinya keluar membasahi wajah Jafar. Refleks, Jafar menangis kencang.
Kahfi tambah pusing.
Kahfi mengelap wajah anaknya dengan sapu tangan yang ia bawa dalam tas. Kemudian mengelus Jafar agar tangisannya berhenti.
"Minta maaf sama adeknya," kata Kahfi pada Hamzah.
Dan yang disuruh minta maaf malah manyun lucu. Maksudnya, emang dia melakukan kesalahan apa sampai harus minta maaf? Yang tadi itu kan cuma bercanda.
"Hamzah..." kata Kahfi lagi.
Disebut begitu, Hamzah mengulurkan tangannya, menjabat tangan adiknya meski Jafar belum membalas uluran tangannya. Iya, tangannya Jafa ditarik aja gitu sama Hamzah.
"Afwan ya, dek," kata Hamzah dengan gaya gengsi dan lucunya. Dia memeluk Jafar sekilas, lalu mengambil botol minum yang sudah diletakkan ayahnya ke dalam tas. "Yah kok abiiis..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?