Serial SHALIH SQUAD Jr. - 34. Jafar Ath Thayyar
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2017, 9 April
-::-
Usai mengecek kamar Hanifa dan Hafiza, Hanun bergegas ke kamar Hamzah dan Jafar
"Assalaamu'alaykum?" sapa Hanun begitu mendapati kamar dalam keadaan gelap.
Jafar menggeliat pelan. Menyipitkan matanya yang mengantuk, lantas membenarkan posisi berbaringnya. Membiarkan ibunya, yang sedang berperut besar, menghampiri.
"Wa'alaykumussalaam, Umma..." sahut Jafar.
Malam ini, Jafar tidur sendiri sebab Hamzah menginap di rumah nenek dari ibunya bersama beberapa orang temannya. Hamzah memang biasa menginap di rumah sang nenek dengan membawa teman, karena di rumah neneknya mereka bisa main game sampai larut malam dengan berbagai camilan. Kan besok libur.
"Jafar belum tidur?" tanya Hanun yang kini duduk di tepi ranjang tidur Jafar.
Ranjangnya cukup untuk dua orang, dan Jafar yang kini berusia 9 tahun, sekamar dengan Hamzah yang berusia 11 tahun. Hanifa yang berusia 8 tahun, sekamar dengan Hafiza yang 6 tahun. Sedangkan si kembar Zahra Dan Zeyara yang berusia 2 tahun, satu kamar dekat dengan kamar Kahfi dan Hanun.
"Hampir," balas Jafar. Wajahnya menghadap wajah Hanun yang mengulas senyum.
"Sudah baca doa?"
Jafar mengangguk, "Udah," jawabnya. Mata Jafar mengerjap pelan. "Umma..." katanya, tepat ketika Hanun mendaratkan kecupan di kening Jafar.
"Ya?"
Hanun memandangi wajah putra ke duanya ini dengan saksama. Meski bantuan cahaya hanya berasal dari pintu kamar yang terbuka, tapi Hanun bisa melihat wajah Jafar yang terlihat ingin menyampaikan sesuatu.
"Apa benar ya, aku bukan anak Umma dan Appa?"
Jafar bertanya dengan cicitan yang nyaris tidak terdengar. Dia meneguk ludah setelahnya. Terlihat gelisah Dan tidak enak hati. Dihindarinya tatapan mata sang ibu. Beralih pada guling bergambar pohon dalam dekapannya.
Sedangkan Hanun, dia terdiam beberapa detik. Mencoba mencerna pertanyaan yang barusan ditangkap oleh indra pendengarannya.
Apa benar ya, aku bukan anak Umma dan Appa?
"Kok kamu nanya begitu, sayang?" Hanun balik bertanya. Bukannya menghilangkan resah dalam benak Jafar, justru menambah beban.
"Hyung yang bilang," sahut Jafar. Membuat seulas senyum tipis terbit di sudut-sudut bibir Hanun.
Hanun memang meminta Jafar memanggil Hyung pada Hamzah, sebab kegilaannya pada Korea. Tapi begitu Hanifa lahir, suami Hanun meminta Hanun untuk mengajarkan Hanifa memanggil Hamzah dengan sebutan Mas saja. Hanifa dipanggil Uni oleh adik-adiknya, sebutan untuk kakak perempuan dalam bahasa Padang. Jadilah, hanya Jafar dan Hamzah yang jadi korban kefanatikan Hanun pada Korea.
"Kata hyung," Jafar menggigit bibir bawahnya, "Umma nemu aku di got. Aku dilalerin, terus Appa kasihan dan berpikir aku bisa jadi teman main hyung..."
Air muka Jafar berubah. Nyaris menangis.
Hanun menghela napas pendek. Dia memang sering mendengar Hamzah berkata hal-hal tidak masuk akal. Seperti betapa wajah Hamzah dan Jafar yang tidak terlalu mirip dan sebagainya.
"Sayang," Hanun kembali mengusap rambut Jafar. Embusan napasnya terdengar lagi. "Usia kamu sudah 9 tahun kan ya? Mungkin sudah saatnya kamu tahu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?