109. After Futsal

1.5K 284 61
                                    


Serial SHALIH SQUAD Jr. – 109. After Futsal

Penulis : Uniessy  

Dipublikasikan : 2018, 10 Mei

-::-

Beberapa orang berkumpul di depan satu kamar rumah sakit, tempat Jafar ditempatkan untuk ditindaklanjuti oleh dokter yang berkepentingan. Orangtua Jafar sudah datang dan ada di dalam bersama dokter. Bersyukur tadi Jafar sudah bisa diberikan pertolongan pertama dengan jaminan dari kartu sakti milik Bilal. Kalau tidak, bisa-bisa Jafar harus menunggu orangtuanya terlebih dahulu baru bisa ditangani.

Hanifa yang tadi sedang bersama sang ibu di rumah, juga ikut ke rumah sakit dan menggendong Zidan. Adik-adiknya yang lain ada di rumah, dijaga oleh Hafiza.

"Tadi lagi main futsal, Mbak, terus Mas Jaf kena tendang," jelas Nafisa pada Hanifa ketika mereka duduk bersama. "Mau diobatin sama Mas Za, tapi Mas Jaf malah teriak kenceng. Makanya dibawa ke sini. Semoga aja ngga parah ya."

Hanifa mengangguk, menepuk-nepuk Zidan dalam pangkuannya.

"Sini, Han, adek lo gue gendong aja," kata Dayat sembari mengulurkan tangannya, hendak mengambil Zidan dari pangkuan Hanifa. "Lo masuk gih. Kali aja boleh. Kan keluarganya."

"Kak, mau minum apa? Aku mau ke kantin sama Nafisa," tanya Uthi.

"Gue nitip teh dingin, Thi," malah Umar yang jawab.

"Gue juga," kata Bilal kemudian.

"Gue kola yak," timpal Ali.

Uthi melirik cowok-cowok tadi dengan sadis. "Ngga ada yang nawarin," ucapnya.

"Yeuuuh, sekalian atuh," kata Ali sambil cengengesan.

"Sini, gue aja yang beli deh," kata Uwais cepat. "Uthi sama Nafisa di sini aja, nemenin Hanifa. Kayaknya mesti nunggu ada yang keluar dari situ dulu tuh," Uwais menujuk pintu di depan mereka, "baru ada yang boleh masuk lagi."

"Gue ikut, sekalian jajanin Zidan. Adek lo gue bawa ya, Han," kata Dayat serta merta. Gaza mau ngga mau ikutan ke mana sepupunya pergi. Dan Lucas mau tak mau juga ikutan ke mana Gaza melangkah.

"Ikut ngga, Mar?" tanya Uwais pada sahabatnya.

Umar langsung mengangguk. "Ikut, ikut."

Zaid, yang sejak tadi berdiri dekat Bilal dan Ali, memilih untuk tidak bersuara. Dia berkali-kali melihat pada Hanifa dan juga Wangsa yang berdiri di sebelah kanan mereka bersama Vernon dan Hadi. Agak jauhan sih, tapi tetap saja Zaid agak cemas.

"Ada yang mau minum ngga?" tanya Nafisa, mengeluarkan sebotol air mineral dari dalam tasnya. "Aku masih punya air mineral nih. Mas Bil? Mas Ali? Mas Za?"

Ketiganya menggeleng, jadi Nafisa beralih pada Hanifa yang kini sibuk bicara dengan Hamzah lewat ponselnya.

Hanun, ibu dari Jafar dan Hanifa, keluar dari ruangan tak seberapa lama kemudian. Wajahnya cemas, tapi tetap berusaha menyiratkan ketenangan.

"Gimana Jafar, Ammah?" tanya Bilal cepat. "Parah ngga?"

"Mas Jafar gimana, Umma? Baik aja kan? Aku udah boleh lihat?" tanya Hanifa yang langsung beranjak dari duduknya.

Hanun melihat pada Bilal sejenak, lalu berganti ke yang lain sebelum dia menghela napas pendek.

"Jafar kemungkinan akan dapat perawatan untuk beberapa hari. Tulang keringnya ada yang patah," kata Hanun cepat. "Kalian boleh jenguk nanti setelah dia dipindahin ke ruang perawatan, biar ngga ganggu peralatan yang ada di dalam. Oke?"

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang