187. Untuk Kebaikanmu Sendiri

690 113 21
                                    

Serial SHALIH SQUAD Jr. – 187. Untuk Kebaikanmu Sendiri

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 10 Juni

Note : Kalau ada typo, mohon diinfo ^^

-::-

Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, "Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?" Lalu disampaikan kepadanya, "Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran."

[ HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani ]

-::-

Jam dinding menunjukkan waktu pukul sembilan malam lebih lima menit, tepat sekitar satu jam Zaid, yang berusia sembilan tahun, berkutat dengan hafalan Quran-nya di hadapan sang ayah: Bapak Shiddiq.

Setelah mencium tangan ayahnya, Zaid berbalik dan mendapati sang ibu menyajikan kudapan berupa bakwan goreng jagung beserta air minum di dalam teko berukuran sedang. Di rumah petak yang sederhana, mereka bertiga makan dengan wajah bahagia.

"Alhamdulillaah udah enam juz, Bu, hehe..." kata Zaid, melaporkan perkembangan hafalannya sendiri pada Ibu Nurul yang dia sangat sayangi.

"Lusa ujian sambung ayat kalau gitu, Id," kata Bapak Shiddiq, melahap penganan yang disediakan istrinya. Senyumannya melebar melihat respons Zaid yang ceria.

"Oke!" ucap Zaid, menimbulkan gelak tawa Ibu Nurul, disertai dengan usapan lembut di puncak kepalanya.

"Udah ndak minta adek lagi tho?" tanya Ibu Nurul yang memang beberapa hari belakangan Zaid merengek padanya untuk ibunya melahirkan anak lagi. Sebab tidak seperti teman-temannya yang lain, Zaid belum juga kunjung dapat adik. Sedangkan Jafar saja adiknya sudah empat.

"Masih, Bu, tapi mintanya ke Allah, hehe... Tapi Jafar bilang, boleh ambil adeknya satu kalau mau. Boleh, Bu?" tanya Zaid dengan penuh harap.

Ibu Nurul tergelak, "Jangan kalau itu ya," ucapnya. "Adeknya Jafar kan bukan permen yang bisa dibagi-bagi."

"Tapi Jafar bilang, boleh, Buk..."

"Maksudnya, kamu boleh sayang ke adek-adeknya Jafar, kayak kamu sayang ke adek-adek kamu gitu," ucap Ibu Nurul seraya menjawil ujung hidung putranya.

"Ndak boleh bawa pulang ya?" tanya Zaid dengan mimik sedih.

"Laa tahzan, Zaid," ucap ibunya dengan lembut, "minta terus ke Allah ya?"

Zaid lekas mengangguk, lalu menoleh ke bapaknya, "Pak, aku kan udah hafal enam juz, berarti aku nanti bisa kasih jubah sama mahkota ya buat Ibu sama Bapak?" tanyanya, lantas mengalihkan pandangan pada ibunya. Menanti jawaban.

Bapak Shiddiq yang sejak tadi menikmati bakwan jagung sembari menyimak percakapan dua orang yang dia sayangi ini, akhirnya berdeham. Ibu Nurul yang paham kode, lantas merangkul tubuh putranya.

"Iya, kata hadits Nabi begitu kan ya?"

Zaid mengangguk. "Iya, Bu. Aku mau bikin Ibu bangga!" katanya. "Makasih ya, Ibu kasih kebaikan terus buat aku..."

Keduanya berpelukan. Ibu Nurul mendaratkan kecupan sayangnya di puncak kepala putra tunggalnya.

"Zaid, dengerin Ibu ya... Bismillaah..." Ibu Nurul mengusap rambut Zaid dengan penuh cinta. "Iya, Rasul emang bilang begitu. Nanti di akhirat, orang-orang yang menghafal Quran, yang selalu berinteraksi sama Quran, yang mengamalkan Quran di kehidupannya... akan dikasih kesempatan untuk kasih hadiah buat orangtuanya. Hadiahnya apa tadi?"

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang