69. Berkunjung Ke Pusara

1.9K 320 123
                                    

Serial SHALIH SQUAD Jr. – 69. Berkunjung Ke Pusara

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 15 Desember

-::-

Selama berada di Jakarta, Yahya Ayyas atau biasa disapa Ayyas, akan tinggal di rumah keluarga Hamas dan Fatima. Ini adalah rumah ke dua bagi Ayyas selain rumah pertamanya yang senantiasa berpindah karena Fahri yang bekerja sebagai seorang diplomat.

Dan keluarga Hamas dan Fatima ini adalah keluarganya yang ke dua, selain keluarga Fahri dan Hana.

Ayyas senang sekali bisa berada di Jakarta lagi. Bertemu dengan Khalid dan Khansa. Dan berkemungkinan bertemu dengan ikhwah shalih lain. Ada beberapa jadwal yang dia rencanakan bersama mereka.

Selain liburan, Ayyas juga senang berada di Jakarta, sebab itu berarti dia bisa mengunjungi orangtua kandungnya.

Di sisi petak-petak tanah dengan batu bertulis yang tertancap itu, Ayyas berjongkok. Tangan kirinya memegangi batu bertuliskan 'Hilma', lantas mengusapnya dengan penuh kasih sayang. Setangkai bunga mawar ia letakkan di atas tanah yang di bawahnya sang ibu berbaring.

Kecelakaan fatal merenggut kedua orangtuanya sekitar delapan tahun lalu. Ayahnya meninggal dunia di tempat kejadian, sedangkan sang ibu sempat dirawat beberapa hari, hingga kemudian juga tidak tertolong.

Berpisah dengan mereka di usia sembilan tahun, Ayyas punya sedikit memori tentang ayah dan ibunya sebelum kemudian pengasuhannya diambil alih oleh Fahri dan Hana yang saat itu belum punya anak.

Ayyas juga tahu bahwa Fahri dan Hana adalah bukan orangtua kandungnya, tapi itu tidak masalah. Baik Fahri atau Hana memperlakukannya seperti anak mereka sendiri. Sampai kemudian mereka memiliki anak bernama Freja dan Farhan pun, Ayyas tetap diperlakukan dengan sebaik-baiknya.

Pelan, Ayyas mencium nisan sang ibu sebelum kemudian berpindah pada nisan sang ayah. Ada satu tangkai bunga mawar juga di sana.

Tak jauh dari situ, Khansa memeluk Papa dengan erat. Khansa selalu mengajukan diri untuk ikut ke pemakaman jika Ayyas hendak mengunjungi makam orangtuanya.

Melihat Ayyas di sana, membuat Khansa bersyukur masih diberi kesempatan hidup bersama orangtuanya, menambah sayang pada kedua orangtuanya, saudara-saudara kandungnya, dan tentu menambah rasa sayang pada Ayyas.

"Yuk, Khansa," ajak Ayyas setelah menghampiri ayah dan anak tersebut. "Pulang."

Ada kedamaian di hati Ayyas setiap kali mengucapkan kata pulang. Menyebut rumah keluarga Khansa sebagai rumahnya sendiri. Dia membiarkan Papa-nya Khansa mengacak rambutnya, merangkulnya, dan mereka melangkah bersama-sama.

Ayyas tahu, Papa Khansa dulunya teman baik dari ayahnya sendiri. Mereka sering melakukan kegiatan bersama, oleh sebab itu ia kenal baik Khansa dan yang lainnya.

"Eh, Mami kenapa ngga ikutan liburan sama kamu?" tanya Hamas tentang kabar kakak perempuannya sendiri.

"Mami capek katanya kan lima bulan lalu baru ke sini," jawab Ayyas. "Padahal Papi oke aja, meski ngga ikut. Lagi banyak kerjaan."

"Ya pantesan ngga ikut. Mana mau Mami kamu pergi kalau suaminya ngga ikut," ucap Hamas.

"A Ayyas, mau ikut kajian ngga besok? Ada di rumah Uthi. Kajian remaja. Ammi Bima yang isi," jelas Khansa.

"Kayaknya udah masuk jadwal kok, Sa," kata Ayyas lagi. Ditepuknya punggung Hamas sebelum rangkulan mereka terpisah.

Hamas membuka pintu di belakang setir, sedangkan Ayyas membuka pintu di belakangnya lagi. Mempersilakan Khansa untuk masuk, sebelum dia setengah berlari dan berputar mendapati pintu di sisi Kiri pengemudi.

"Terus nanti kita main panahan ya," ajak Khansa lagi.

"Aa udah jago panahan lho, Sa, betewe..." Ayyas nyengir, sambil mengenakan sabuk pengaman.

"Lain kali latihan memanah sambil Berkuda," kata Hamas setelah mesin menyala. "Khansa udah bisa tuh."

"Ih, ngga, Papa... Bisa doang, aku belum mahir." Khansa terkikik.

Ayyas menoleh pada Khansa yang duduk di belakang Papa-nya.

"Tanding sama Aa kalau gitu, Sa," katanya sambil nyengir lebar.

"Tuh kan, A Ayyas pasti lebih sering Berkuda selama di Inggris..."

Ayyas tidak menyahut, hanya tertawa pelan sembari menghadapkan wajahnya pada jalanan di depan. Bersyukur dia dipertemukan lagi dengan orang-orang yang dia sayang.

Allah Maha Baik, pikirnya selalu.

[]

[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang