Serial SHALIH SQUAD Jr. – 191. Unexpected
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2021, 18 Februari
Note : Kalau ada typo, mohon diinfo ^^
-::-
Suasana Islamic Book Festival terbilang ramai pada akhir pekan ini. Mungkin karena ini juga hari terakhir dari event besar tiap tahunnya, jadi gedung yang digunakan untuk kegiatan diisi oleh pengunjung yang membludak.
Ibu Mutia bersama Ayah Saad tampak tengah menemani kedua putra dan putrinya yang kini sedang asik mendengarkan seorang pemuda yang bercerita tentang kisah Nabi Muhammad di di hadapan anak-anak lainnya yang duduk dengan antusias sementara orangtua mereka berdiri mengelilingi stand bazaar tersebut.
Uwais, yang berusia enam tahun, menoleh begitu melihat Humaira, adik perempuannya yang berusia tiga tahun lebih, tiba-tiba berdiri kemudian menghampiri ibu mereka.
"Ibu, pipis," bisik Humaira.
Mendengar itu, Ibu Mutia panik juga. Sebab Humaira memang sudah lulus toilet training, dan itu berarti saat ini sedang tidak menggunakan diapers.
"Ayah, Ibu ke toilet dulu ya sama Maira."
Ayah Saad mengiyakan dengan anggukan. "Tapi kuat ngga?"
Ditanya begitu, Ibu Mutia makin bingung. Masalahnya, saat ini gedung memang dipenuhi banyak orang, sedangkan jarak toilet tidak bisa dibilang dekat. Mau tidak mau, Humaira harus digendong sampai mencapai toilet karena kasihan kalau harus jalan sendiri apalagi di situasi urgent begini.
"Pipis, Ibu..." bisik Humaira lagi, kali ini sembari memegangi bajunya di bagian depan.
Ibu Mutia melihat Humaira, lantas menoleh pada Ayah Saad seraya menggeleng.
"Ngga kayaknya," kata Ibu Mutia yang memang sedang mengandung anak ke tiga mereka. "Ayah yang gendong yah?"
Ayah Saad mengangguk lagi, melihat pada Uwais dan memanggil putranya tersebut.
Uwais memahami kalimat ke toilet yang baru saja diucapkan ayahnya. Maka dengan sigap, lelaki kecil itu bangkit dari duduk dan mendekat. Tangannya digamit oleh Ibu Mutia, melangkah menuju toilet bersama Ayah Saad yang menggendong Humaira.
Antrean panjang terlihat begitu mereka sampai di area toilet. Humaira turun dari gendongan dengan wajah meringis sebab sekuat tenaga menahan hajatnya. Dia memegangi gamis sang ibu kuat-kuat, sementara ayah dan kakak lelakinya sudah menyingkir dari area toilet perempuan, membiarkannya mengantre bersama Ibu Mutia.
"Ibu..."
"Iya, sayang, sabar ya?" kata Ibu Mutia begitu kakinya menekuk untuk berjongkok agar mereka berbicara dengan wajah sejajar. "Kita antre dulu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpiritualSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?