Serial SHALIH SQUAD Jr. – 86. Pulang
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 19 Maret
-::-
Bel tanda pelajaran hari ini selesai, terdengar. Hanifa melihat jam digital di dinding kelas. Jam dua lewat dua puluh. Dia bergegas memasukkan buku-buku pelajarannya ke dalam tas, kemudian menutup tasnya dengan saksama. Dewi menghampiri meja Hanifa dengan permen lolipop di dalam mulutnya.
"Mo bareng we ga lo?" tanya Dewi cepat.
Maksudnya Dewi, mau bareng gue ngga lo?
"Rumah kita kan ngga searah, Wi," kata Hanifa. "Udah, aku ngangkot aja. Ngga apa-apa."
Dewi mendengus pelan. "Ya udah, gue duluan. Bhay."
Hanifa terlihat mengangguk, lalu bangkit dari duduknya. Dia keluar kelas bergantian dengan siswi lain. Kepalanya melongok ke lantai di bawah sana, tampak beberapa siswa dan siswi sudah berbaur. Sebagian ada yang ke parkiran, ada juga yang menunggu jemputan di lobi depan sekolah.
Berbelok pelan ke ruang OSIS yang terletak satu lantai di bawah kelasnya, Hanifa berencana mampir ke sana, menyetorkan tulisannya yang akan masuk dalam majalah digital bulanan yang diterbitkan pihak sekolah. Hanifa memang rutin memberikan tulisan buatannya pada pihak majalah digital bulanan di sekolahnya. Dia bahkan ditawari untuk menjadi redaksi tapi Hanifa menolak dengan alasan dia sudah banyak kegiatan.
Ya iya, di rumah aja kegiatannya seabrek.
"Hai, Hanifa," sapa Bayu, ketua OSIS yang rupanya pulang sekolah memutuskan untuk bertandang ke ruang tempatnya berkhidmat tersebut. Bayu ini kelas tiga juga, setingkat dengan Jafar. Jabatannya sebentar lagi akan berakhir jika Ketua OSIS yang baru sudah terpilih.
Hanifa membalas senyuman yang tertuju padanya. "Hai. Shiren ada ngga?"
"Eh, ada Hanifa," sapa seorang siswa lainnya. Namanya Bowo, tapi meski ngga ada jabatan apa pun di OSIS, Bowo sering berkunjung juga ke sini. Ya ngapain lagi kalau bukan nemenin Bayu ngerjain kerjaannya. "Mau nyetor tulisan ya?"
"Iya," kata Hanifa. "Shiren ada?"
"Ngga ada," jawab Bowo.
Ini yang pengurus OSIS, siapa sih?
"Shiren ngga masuk. Tapi dia chat katanya kalau lo dateng, terima aja USB nya. Emang lo ngga baca chat dari dia?" Bayu bergerak, mempersilakan Hanifa untuk masuk ke ruangan tersebut. "Masuk dulu, Han."
Hanifa mengulas senyum lagi, seraya merogoh sesuatu dari saku sweaternya. "Hapeku mati dari tadi pas istirahat. Ini USB-nya. Makasi banyak ya."
Bowo yang menerima USB yang diulurkan Hanifa. "Oke, diterima," katanya. "Ini mau langsung pulang?"
Hanifa lagi-lagi mengangguk. "Iya, duluan ya semua. Assalamu'alaykum."
"Wa'alaykumussalaam," kata Bayu. "Pulang sama siapa, Han? Jafar bukannya ngga masuk?"
Bayu dan Bowo pasti tahu. Mereka kan sekelas dengan Jafar.
"Ngangkot," Hanifa menyahut singkat. "Duluan ya."
Tangan kiri Hanifa terangkat dan lima jarinya melebar. Dia bergegas keluar dari ruang OSIS tersebut, dengan sepasang mata memerhatikannya dari kejauhan.
Pemilik sepasang mata itu tampak berdiri santai sambil mengunyah permen karet. Jika saja bukan di lingkungan sekolah, sebatang rokok pasti sudah tersulut di antara dua bibirnya. Wangsa Rajasa namanya. Dia tidak pernah takut sekali pun dengan peraturan sekolah, hanya saja rencananya hari ini tidak boleh gagal hanya gara-gara dia ditegur pihak sekolah akibat asap rokok yang dia timbulkan jika dia merokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] [ SHALIH SQUAD Jr ] Our Lives
SpirituálníSeason One Apa aja sih yang terjadi di masa-masa SMP dan SMU yang menyenangkan?