Aku memang pernah memujamu, ketika beberapa sifatmu mengagumkanku, memberi sedikit kebahagiaanmu, membawaku terbang mengitari langitmu.
Aku pernah memujamu, saat aku tau sebaik dan sehebat apa dirimu, mengajariku bagaimana arti rasa bahagia itu.
Aku pernah memujamu, saat kau tunjukan seberapa indah senyummu, sampai aku lupa akan kekurangan dalam semesta, seolah pelangipun mendukungku untuk mengatakan sempurnanya dirimu.
Tapi aku juga pernah membencimu, saat kau datang membawakanku sedikit rasa kehilangan, resah, kekecewaan yang teramat dalam, mengajariku apa arti kehampaan dan kegagalan itu.
Aku pernah membencimu, saat kau paksa untuk mengajariku cara menghindar dengan caramu.
Dan aku sangat membencimu, saat kau tak lagi mengajariku apa arti kebahagiaan itu seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~
PoesieBiarkan catatan ini menjadi jejak tentang rasa yang kini berhasil dihapus jarak dan waktu. Sebab masing-masing kita sudah berada pada titik tanpa perlu berlanjut di paragraf baru. Yaa, dengan satu kata penutup: "selesai". Meski kau tak pernah betul...