Kali ini saja, Percayalah. ~

137 12 1
                                    

Sebelum aku mengakui sesuatu padamu, ada yang ingin kuharapkan darimu.
Percayalah padaku, sekalipun dulu kautidak bisa memercayaiku.
Setidaknya kali ini, percayalah padaku.

Ketika aku berkata bahwa aku merindukanmu, maka percayalah padaku.
Ketika aku berkata bahwa aku selalu memikirkanmu, percayalah padaku.
Ketika aku berkata bahwa aku masih tetap mencintaimu, percayalah padaku.

Cinta ini tidak bisa kuajak bercanda. Bahkan ketika aku terluka, kau tetaplah ada sebagai pengisi ruang di dalam dada. Apa yang kubisa selain menetapkan rasa yang sama. Kau masih begitu sempurna sebagai satu-satunya yang kupunya. Lalu, mengapa kita harus tetap dengan pikiran yang lama?
Bisakah kita kembali duduk semeja, berdua mengulang apa saja. Asalkan tidak lagi melahirkan luka karena kesalahpahaman yang membuat masing-masing dari kita seperti berada di ambang neraka.

Aku merindukanmu.
Maaf untuk segala resah yang membuatmu hampir mengaku kalah.
Maaf untuk segala salah yang membuatmu nyaris menyerah.
Maaf untuk segala entah yang membuat cintamu terengah-engah.

Cinta, akulah yang harus kau salahkan. Tidak memberimu khabar ketika hatimu dikepung kekhawatiran. Mengabaikanmu saat rindu sedang memenuhi pikiran. Pura-pura tidak memedulikanmu, padahal kau sedang sangat kurindukan.
Aku memang yang harus kau salahkan. Mungkin saja ini adalah bentuk hukuman. Perlahan, aku mulai kautinggalkan. Sedang hatiku menolak untuk merelakan.

Cinta.
Aku ingin menulismu sebagai puisi, yang tak memerlukan kata-kata untuk membuatmu hidup abadi. Di dalam hatiku: namamu tetap utuh seorang diri. Tak mau terganti, apa yang kubisa selain harus menuruti.

Cinta.
Kau masihlah sebagai satu-satunya yang kumiliki. Sampai sekarang, hanya kau yang kupunya dalam hati. Yang kuingini, kau tetaplah ratu yang harus kujaga sampai
nanti. Berharap kau menemani, hingga tiba waktuku mati.

Cinta, percayalah.
Aku tak pernah membandingkanmu dengan pilihan yang ada. Karena bagiku, rindu ini tetaplah satu rasa. Aku, kamu, juga kita. Tumbuh dan mekar di dalam rongga dada, memenuhinya sebagai pengisi sebagian jiwa.

Cinta, yakinlah.
Aku ingin terlahir sebagai pemelukmu satu-satunya. Dan Tuhan mengabulkannya sedemikian rupa. Jika salahku kau maafkan, aku akan begitu bangga. Memilikimu sepanjang masa, mencintaimu lebih dari selamanya.

Cinta, maafkanlah.
Segala hal yang menyalahi kodratku sebagai pasangan. Sekarang, aku ingin kembali merindukan.
Cerita kita tentang berbagi pelukan, ketika sama-sama rindu diperhatikan. Cerita kita tentang menolak kehilangan, ketika sama-sama dipaksa merelakan.

Cinta, aku merindukanmu.
Sepanjang waktu;
Selalu.

Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang