Mengenangmu. ~

140 13 0
                                    

Sebagaimana waktu diciptakan untuk menjadi sebuah batas, tidak ada yang bisa kita tahan bila memang sudah takdirnya untuk lepas.
Kehilangan memang sangat menyakitkan serasa rongga dada di sayat sembilu, bulir-bulir air mata pun bergulir jatuh menggambarkan luka di hati yang bernyawa.

Terbayanga seraut wajah di pelupuk mata bertahta di benak dengan setia, tak bisa kutampik hadirnya yang selalu membangkitkan rindu paling bara, di tiap-tiap waktu yang mengeja nafas rindu pun kian tumbuh bertunas, akarnya menjalar mengikat nalar.

Inikah yang disebut kenangan, saat ingin kulupa ia malah semakin ramah menyapa, merayuku untuk menilik waktu yang telah terlewati, dimana terdapat banyak bayang-bayang yang tak bisa diulang.

Mengenangmu seperti masuk kedalam hutan rimba yang begitu luasnya semakin jauh kaki melangkah semakin tak kudapati cahaya.
Tersesatlah aku yang selalu menuruti kata hati, sedang kutahu kau tak mungkin kembali, sebab kau telah memilih untuk jalan sendiri-sendiri.

Kau patahkan setiap harapan, kau buang aku kedalam ruang kenangan biar mata ini selalu menurunkan hujan, kau sungguh tega kekasih tapi aku tak bisa untuk menahanmu agar selalu tetap disini. jika saja kau bisa melihat hatiku sedikit lebih dalam mungkin kau takkan menghadiahkan cintaku kesedihan.

Kau dan aku telah usai tapi kita masih tekun kuurai dalam bait-bait diksi yang kutulis dengan pedih peri.
Selamat tinggal kekasih, maafkan aku yang tak pantas untuk kau cintai, mungkin aku hanya benalu yang tumbuh di halaman rumahmu dan membuat malu.

Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang