Hari - hari akan menunjukkan kepadamu apa - apa yang belum kau ketahui, rasa ini misalnya.
Sesuatu yang kelak, mungkin akan kau sesali, sebab semua terlanjur menjadi "keterlambatan". Ketika aku sudah rampung dalam usaha membentang jarak, mengusir rindu, berdamai dengan perasaan yang pernah begitu brengsek, juga memalingkan diri dari tiap ekspektasi yang sempat teralamatkan kepadamu.Dan untuk begitu banyak tulisan yang pernah mengandung namamu, aku sungguh-sungguh berhenti. Di titik itu kau mungkin baru menyadari keberadaanku. Pria yang pernah terlalu dalam menaruh rasa, namun dengan begitu tega kau abaikan.
Semoga saat itu betul-betul ada. Mungkin nanti, atau setelah kau membaca ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~
PoetryBiarkan catatan ini menjadi jejak tentang rasa yang kini berhasil dihapus jarak dan waktu. Sebab masing-masing kita sudah berada pada titik tanpa perlu berlanjut di paragraf baru. Yaa, dengan satu kata penutup: "selesai". Meski kau tak pernah betul...