Kehilanganmu. ~

110 11 0
                                    

Di tandus dadaku, kaulah tetes embun yang jatuh. Dari sebuah cinta, dan kehilangan yang tak sewajarnya.
Perlahan jejakmu lenyap, direnggut embus angin senyap. Tiba-tiba aku merasa gelap: tanpamu, pagi tak pernah kudapat.

Kabut pun hadir, rinduku tiada mampu bersuara. Bagai kering kemarau, menyesak debar getir jantungku.

Lengan sunyi semakin mendekap, dingin terlampau lekat. Menjadikan aku dan kamu sepasang lengang yang saling mencintai.

Dari arah datangnya angin, daun yang berjatuhan, juga tanah dan pepohonan: kau berjalan menyusuri kenangan, untuk mencabik sudut ingatan.
Dengan sederhana kujadikan engkau selamanya, tanpa kurang dan abadi, di hati ini.

Dalam doa, namamu menjadi gema di sela derai air mata, agar tetap bahagia.
Seperti ombak laut. Berhenti mendoakanmu aku tak sanggup. Sebelum angin menelanku hidup-hidup.

Sehingga kelak, kekasih. Tak lagi kutemui jejak-jejakmu menyusuri mata ini dengan membawa perih.

Dan akan hanya ada sebuah hari, untuk melepaskan kepergianmu, tanpa perasaan sedih.
Sebab kita, akan baik baik saja di dalam doa dan sebuah puisi.

Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang