Kembali saat ku mulai terbiasa ke lamunanku, bertingkah saat dimana tubuh dan jiwaku seperti terpisah, melihat punggungku mengakar ditempat tidur, jiwa yang ingin cepat terpisah dengan raganya, tapi terlalu rekat untuk terlepas dari raganya.
Ragaku yang takut akan terpisah dari jiwaku, terpisah teramat jauh, atau bahkan seperti kejauhan itu sendiri, kadang mendekat, tapi bukan untuk kembali, hanya untuk memastikan apakah langkahku masih tertinggal disela-sela lantai kamarku.
Sementara kesadaranku telah pergi kesuatu tempat yang begitu gelap, gelap tak tertatap, mencoba mencarimu, meski itu terlalu mustahil untukku sadari, karena sebenarnya kau pergi dalam sadar yang sebenarnya, sementara aku malah mengejarmu di alam khayalanku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~
PuisiBiarkan catatan ini menjadi jejak tentang rasa yang kini berhasil dihapus jarak dan waktu. Sebab masing-masing kita sudah berada pada titik tanpa perlu berlanjut di paragraf baru. Yaa, dengan satu kata penutup: "selesai". Meski kau tak pernah betul...