Untuk seseorang.
Bolehkah jika saat ini juga aku berharap kau tiba-tiba mengirim pesan kepadaku lalu kubalas kemudian kau balas lagi dan aku balas lagi terus kau balas sekali lagi sampai akhirnya kubalas dan kau tak membalasnya lagi?
Seperti yang sempat aku nikmati,
Saat hatiku adalah ladang gandum yang kosong habis terbakar-terkapar dan kau datang menebar benih-perih.
Dua tahun yang lalu kau bukan siapa-siapa untuk pantas kuingat-ingat di tiap malam yang basah. Kau bukan sesuatu yang jantungku menjadi nyeri karena memompa rindu. Kau demikian, orang asing yang tidak pernah aku bayangkan saat ini aku menjadi tak waras oleh pertanyaan-pertanyaan dan untuk diriku sendiri.
Bolehkah jika saat ini juga aku bertanya;
"di mana kau seminggu terakhir ini?"
aku,
yang kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~
PoetryBiarkan catatan ini menjadi jejak tentang rasa yang kini berhasil dihapus jarak dan waktu. Sebab masing-masing kita sudah berada pada titik tanpa perlu berlanjut di paragraf baru. Yaa, dengan satu kata penutup: "selesai". Meski kau tak pernah betul...