Sebentar Saja. ~

190 8 0
                                    

Barangkali, kita pantas menyebut waktu tak lagi berjalan, ia melesat. sementara kita masih dua orang asing yang tak terpikirkan untuk saling mengenal, apalagi memiliki. Betapa sebuah kisah cinta yang gagal. Separuh hati yang mati-matian mengundi harapan. Sementara setengah yang lain sungguh tak mengerti mainan apakah perasaan itu. Lima bulan kurang enam hari, dan sepenggal hati yang memilih mengunci kata-katanya di kesunyian diri. Selama itu pula, seseorang tak pernah mendengar betapa di dada seorang pri ada degup yang kerap berlomba dengan waktu, ada debar yang berpacu dengan sisa-sisa hari yang tak mungkin ia tahu.

Aku tak dapat memohon angka-angka kalender untuk berhenti bergerak, sebab itu aku meminta sesuatu padamu sebentar saja; sebuah waktu. Sejumlah air mata menerka ke hari depan: kesedihan hendak dijatuhkan di dada siapa lagi? beberapa hal yang tak sampai, menghitung takdirnya tentang sebuah pertemuan yang penuh dengan peluang mustahil. Kali ini semua resahku benar-benar tengah berjudi dengan kemungkinan yang tak ada.

Dunia terlalu luas bila saja aku harus menemukanmu lagi. Suatu saat nanti, cinta hanya tinggal nama yang mati dan tak pernah dinisankan, perasaan yang terkubur dan tak pernah kau ziarahi, lagu-lagu sedih yang takkan mungkin kau dengar lagi.

Suatu nanti, kita tidak lagi berbiaca tentang hari ini. Tentang kisah yang menulis kesedihannya sendiri pada sejumlah musim. Kita tidak lagi berceloteh tentang suatu hari, ketika dua orang yang mengunci matanya pada mata yang lain beberapa detik saja. Kita akan kehilangan sebuah isyarat, waktu-waktu yang berjatuhan terlampau cepat. Dan kita tak sempat mencatat berapa jumlah air mata yang tumpah, ketika kita harus bergerak menuju suatu hari yang bukan hari ini.

Kelak, perasaan-perasaan cinta hanya tersisa dalam lembar-lembar surat tua. Didalam kata-kata yang tak lagi menemukan maknanya, kau akan menjumpaiku masih ingin jatuh cinta. Mungkin saja bukan lagi kepadamu, tetapi mungkin sekali masih kepadamu.

Sebentar saja, hari ini, sebelum semua yang aku resahkan terlanjur terjadi.

Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang