Aku terjebak pada sebuah cerita. Saat sebuah masa masih menjadi milik kita berdua.
Saat yang kita nikmati bersama adalah tawa, bukan air mata. Saat aku masih menjadi pria yang kau cinta. Hingga kau memutuskan untuk pergi menyisakan kenangan kita di depan mata.Senyummu masih terlukis jelas. Menggambarkan kasih sayang yang paling ikhlas. Saat senyummu berjanji agar kita tak saling lepas. Hingga semuanya berubah, sejak hari itu, sejak aku tak lagi kau jadikan sebagai sebuah prioritas.
Tanganku masih hafal rasanya kau genggam. Saat kau berjanji ingin terus menuntunku berjalan bila pandanganku memburam. Tapi perlahan kau ciptakan luka yang dalam. Kemudian pergi meninggalkan tanpa memberi salam.
Gambar wajah kita masih aku simpan. Agar aku ingat kita pernah sampai pada sebuah kebahagiaan. Agar aku tak kehilangan akal saat aku mulai merindukan. Saat harapanku, hanyalah sebuah harapan.
Lidahku kelu. Masih kusimpulkan ini bagian dari mimpi burukku. Aku tahu suatu waktu aku akan terjaga dan kembali melihatmu. Meski dengan kenyataan bahwa kau bukan lagi milikku.
-Melupakanmu tak pernah mudah. Karena kita dulu begitu indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~
PoesíaBiarkan catatan ini menjadi jejak tentang rasa yang kini berhasil dihapus jarak dan waktu. Sebab masing-masing kita sudah berada pada titik tanpa perlu berlanjut di paragraf baru. Yaa, dengan satu kata penutup: "selesai". Meski kau tak pernah betul...