Kumohon jangan datang lagi. Biarkan aku mengakrabi duniaku yang mulai terbiasa tanpa kamu di sini. Tidakkah ada sebuah kesempatan untukku mengurai kembali, benang-benang kusut yang terputus; setidaknya sekali, akan kutenunkan untukmu cinta yang disulam senyum-tawa.
Mungkin kamu lupa bahwa ucap itu yang dulu sempat kau janjikan. Hebatnya, kau berhasil mengukir tawa yang indah di bibirku saat itu. Kau pula yang membunuh tawa itu dengan tega setelahnya.
Sebab kutahu betul, kau datang hanya sekedar singgah mungkin tuk mengukir luka yang kesekian kalinya. Ketahuilah, menyembuhkan perasaan yang terlanjur lebam oleh kecewa yang kau torehkan adalah hal yang kuperjuangkan kini. Mengertilah, "rasaku" tak pernah sebercanda itu, sesuatu yang tak kau percaya karena jejak masa lalu masih mendekap erat hatimu. (Yang tak mungkin kumiliki itu). Pergilah. Berjarak adalah pilihanku sekaligus keterpaksaan yang sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~
PuisiBiarkan catatan ini menjadi jejak tentang rasa yang kini berhasil dihapus jarak dan waktu. Sebab masing-masing kita sudah berada pada titik tanpa perlu berlanjut di paragraf baru. Yaa, dengan satu kata penutup: "selesai". Meski kau tak pernah betul...