Terimakasih telah datang menyapaku, mengisi setiap ruang kosong di sela ingatanku.
Terimakasih atas segala garis senyum saat itu, beberapa tawa dan bahagia mungkin akan sangat sulit kulupa.
Terimakasih untuk waktu selama ini, meski sampai sekarang pun aku masih menerk-nerka batas kesetiaanmu.
Terimakasih kau telah datang menyapa menemuiku, melihat kondisiku, mengunjungi beberapa risau masalahku.
Terimakasih akan semua yang perah kita lewati bersama, walau sebenarnya semua itu hanya membuang-buang waktumu dengan sia-sia.
Dan, terimakasih atas luka yang teramat dalam kau berikan. Itu sudah cukup membuatku menyadari siapa dirimu.
Perihal segala kata yang pernah kuucap, lupakanlah, aku takkan menganggapnya sepenting dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~
PoesíaBiarkan catatan ini menjadi jejak tentang rasa yang kini berhasil dihapus jarak dan waktu. Sebab masing-masing kita sudah berada pada titik tanpa perlu berlanjut di paragraf baru. Yaa, dengan satu kata penutup: "selesai". Meski kau tak pernah betul...