Pukul Dua Belas Malam. ~

18 2 0
                                    

Setelah kepergianmu, entah bagaimana aku jadi suka malam-malam setelah pukul dua belas. Dulu saat kamu memintaku terjaga sebentar saja karena jadwal pulang kantormu yang kemalaman, aku kerap gagal melakukannya. Rasa kantuk seperti tidak mengijinkanku barang sebentar saja.

Kini, saat kamu justru sudah pergi, aku jadi pandai begadang. Mengingat peristiwa-peristiwa yang membuat tertawa hingga jatuh air mata. Begitu setiap malamnya.

Memikirkan tentang waktu-waktu yang sempat kita lalui tapi saat ini sudah benar-benar diakhiri. Rasanya seperti baru saja memeluk senang, tapi tiba-tiba dihampiri sedih sebab kehilangan.

Lagi-lagi semesta memang seolah membercandai kita. Entah benar kita, atau aku saja. Ya sebab kamu memang seolah sudah siap saja ketika kata pisah hadir di tengah-tengah kita.

Entah sampai kapan waktu-waktu lewat dua belas malam ini jadi teman paling setia ketika perasaan rindu datang tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Mungkin benar, semesta mau aku menikmatinya, meski aku sendiri masih mencerna bagian mana yang perlu dinikmati dengan lapang jika perihal kepergian.

Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang